TEMPO.CO, Jakarta - Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi penguatan nilai tukar rupiah bakal menjadi tren. Tren menguatnya rupiah ini didorong oleh momentum jelang pelantikan Prabowo-Gibran pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Momen pemanggilan calon-calon menteri dan wakil menteri oleh Prabowo ke kediamannya di Kertanegara juga ikut mengerek naik kurs rupiah. Apalagi dalam pandangan Ibrahim, nama-nama nan dipanggil oleh Prabowo tersebut memenuhi ekspektasi dari pasar lantaran banyak diisi oleh profesional.
“Ini direspon positif oleh pasar sehingga mata duit rupiah kembali lagi mengalami penguatan nan cukup signifikan,” kata Ibrahim ketika dihubungi pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Rupiah, kata Ibrahim, mengalami penguatan di saat mata duit dolar AS juga menguat. Padahal, beberapa mata duit negara lain condong melemah. Hal ini, menurutnya, memang sangat dipengaruhi oleh momen jelang pelantikan. Termasuk juga Sri Mulyani Indrawati nan berkesempatan besar kembali mengisi pos Menteri keuangan.
Iklan
“Sri Mulyani dijadikan sebagai momok untuk esensial di mana rupiah kemungkinan mengalami penguatan,” ujar Ibrahim.
Ibrahim memprediksi rupiah bakal mencapai level Rp 14.700 pada akhir tahun ini. Hal ini dia dasari pada tren penurunan suku kembang nan terjadi secara global. Bank Sentral Eropa (ECB) baru saja menurunkan suku kembang sebesar 25 pedoman poin dan bank sentral Amerika (The Fed) berkesempatan kembali menurunkan suku kembang di bulan November kelak sebesar 25 pedoman poin.
“BI pun di bulan November kemungkinan bakal menurunkan suku bunga. Nah, pada saat kondisi kelak geopolitik kembali stabil, kemungkinan besar pasar itu bakal tertuju terhadap esensial ekonomi di dalam negeri, terutama adalah di Indonesia. Ini nan bakal membikin mata duit rupiah kembali lagi mengalami penguatan,” ucap Ibrahim.
Kurs rupiah pada perdagangan Jumat, seperti dikutip dari Antaram dibuka turun setelah info ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik secara signifikan.
Pada awal perdagangan Jumat, rupiah merosot 6 poin alias 0,04 persen menjadi Rp 15.513 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.507 per dolar AS.