Tuntutan Serikat Pekerja Imbas Kecelakaan Berulang Smelter Nikel ITSS Morowali: Audit Menyeluruh, Hentikan Operasi

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pekerja bereaksi setelah ledakan kembali terjadi di smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Insiden teranyar itu terjadi pada Kamis malam, 13 Juni 2024. Dua pekerja dilaporkan mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.

Ketua Serikat Buruh Industri Pertambangan dan Energi (SBIPE) IMIP, Henry Foord Jebss, mendesak pemerintah mengaudit total smelter nan beraksi di area tersebut. Pasalnya, kejadian kecelakaan kerja di IMIP terjadi berulang kali. Bahkan di IMIP, dia menuturkan, ledakan besar nan merenggut nyawa 21 pekerja pernah terjadi pada 24 Desember 2023.

"Audit menyeluruh kudu dilakukan tim independen nan melibatkan serikat buruh, sebagaimana tuntutan kami setelah tragedi ITSS Desember lalu," kata Henry melalui keterangan tertulis, Jumat, 14 Juni 2024.

Serikat Pekerja juga mendesak perusahaan bertanggung jawab atas kejadian Kamis malam, 13 Juni 2024. Semua korban, kata dia, kudu dipenuhi seluruh haknya. Pasalnya, menurut Henry, ada korban tragedi ledakan pada Desember  2023 nan penangannnya belum tuntas. "Kami sedang mendampingi para korban untuk memastikan kewenangan mereka dipenuhi pihak perusahaan," ujarnya.

Kecelakaan kerja di ITSS juga disorot Serikat Pekerja Industri Morowali dan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (SPIM-KPBI). Ketua Harian DPP SPIM-KPBI, Rudin M, menuntut agar Departemen Ferosilicon PT ITSS bertanggung jawab penuh. Ia juga meminta agar departemen tempat kecelakaan kerja Kamis malam itu ditutup.  "Kami minta agar ditutup dan tidak dioperasikan lagi," tutur Rudin.

Pasalnya kecelakaan kerja berulang di ITSS menunjukkan bobroknya sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di perusahaan tersebut. Selain itu, kecelakaan terjadi lantaran lemahnya pengawas ketenagakerjaan di Kawasan IMIP. "Buruknya sistem K3, berakibat fatal bagi kesehatan dan keselamatan buruh," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan kerja di ITSS terjadi pada Kamis, 13 Juni 2024, pukul 22.00 WITA.  Manager Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan mengonfirmasi perihal tersebut. Namun, dia membantah kecelakaan terjadi lantaran ledakan tungku smelter.

"Bukan ledakan smelter, tapi semburan uap panas ketika tenaga kerja melakukan pembersihan terak baja nan terdapat di lantai pabrik," ujar Dedy melalui keterangan tertulis, Jumat, 14 Juni 2024. Ia juga menyatakan kondisi dua korban sudah membaik setelah mendapat perawatan medis di RSUD Bungku, Morowali, Sulawesi Tengah.

Lebih lanjut, Dedy menuturkan, kecelakaan kerja itu terjadi ketika sejumlahh tenaga kerja membersihkan lantai pabrik dari ceceran terak baja. Untuk mempermudah proses pembersihan, dilakukan pemotongan terak baja tersebut. Usai dipotong, tiba-tiba salah seorang tenaga kerja menyiram air pada terak baja nan baru saja dipotong dengan maksud untuk mempercepat proses pendinginan. Akibatnya, terjadi semburan uap panas dan mengenai dua orang karyawan.

"Saat ini, penanganan nan dilakukan oleh pihak tim safety IMIP adalah melakukan investigasi kecelakaan kerja di tempat tersebut," kata Dedy.

Pilihan Editor: PT IMIP Klaim Kecelakaan Kerja di Smelter ITSS Bukan Ledakan Tungku Smelter

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis