UGM Sepakat Tak Naikkan UKT, Kembali Mengacu Aturan 2023

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Universitas Gadjah Mada (UGM) memutuskan untuk tidak meningkatkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru tahun aliran 2024/2025.

Sekretaris Universitas UGM, Andi Sandi menuturkan, keputusan ini mendukung kebijakan pemerintah membatalkan kenaikan UKT untuk calon mahasiswa baru untuk tahun aliran 2024/2025 di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

Dengan dibatalkannya kenaikan UKT dan IPI, kata Andi, besaran nilai UKT UGM bakal kembali merujuk pada patokan besaran UKT tahun 2023. Berdasarkan surat Dirjen Diktiristek nomor: 0511/E/PR.07.04/2024 tentang Pembatalan kenaikan UKT dan IPI TA 2024/2025, UGM juga diminta mengusulkan kembali UKT dan IPI untuk dikonsultasikan ke Kemendikbudristek RI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Batas akhir pengusulan kembali hingga 5 Juni nanti, kita dalam proses penggodokan dengan melibatkan para Dekan dan perwakilan komponen mahasiswa," kata Andi Sandi salam keterangan resmi nan diterima CNN Indonesia, Rabu (29/5).

Lebih jauh, Andi menegaskan UGM sebagai perguruan tinggi nasional selalu berkomitmen mencerdaskan kehidupan bangsa lewat pendidikan untuk mencetak calon pemimpin bangsa dan SDM berbobot di bidangnya. Tentunya, dengan menerapkan biaya kuliah terjangkau.

Kata Andi, ketua UGM menekankan agar tidak ada satupun mahasiswa nan terkendala kuliahnya lantaran urusan biaya. Salah satu corak kontribusi kampus dalam mewujudkan komitmen itu adalah meningkatkan inklusivitas, dengan membuka kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk mengakses pendidikan di kampus UGM.

"Kita terus membuka kesempatan pada calon mahasiswa baru dari wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal di Indonesia, termasuk mereka dari family nan mengalami keterbatasan ekonomi," tutur Andi.

Andi menyatakan UGM menerapkan UKT dan IPI nan penetapannya merujuk pada Indeks Kemampuan Ekonomi (IKE) dengan indikatornya meliputi, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan keluarga, SPT Tahunan, dan daya listrik.

Berdasarkan profil penghasilan dan pengeluaran orang tua calon mahasiswa baru ini pula, UGM menghadirkan kemudahan proses pembayaran IPI dan memberikan UKT pendidikan unggul bersubsidi 25 persen, 50 persen, 75 persen hingga subsidi 100 persen.

"UGM tetap mempertahankan UKT subsidi 100 persen sebagai corak inklusivitas. Inklusivitas memang nyata di UGM. Mahasiswa nan berasal dari family dengan keterbatasan ekonomi tetap bisa tetap kuliah," katanya.

Andi memastikan, UGM menerapkan IPI hanya kepada calon mahasiswa baru nan masuk melalui jalur Seleksi Mandiri 2024 dan masuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul. Kampus tak membebankan IPI untuk mahasiswa baru nan masuk melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan Seleksi Mandiri nan masuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi.

Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, Hempri Suyatna, menambahkan pihaknya juga menyediakan danasiwa bagi mahasiswa dari family nan mengalami keterbatasan ekonomi.

Selain itu, Ditmawa berbareng Fakultas dan Sekolah juga melakukan verifikasi info calon mahasiswa untuk mendapat subsidi UKT. Pada tahun 2023 lampau tercatat 6.061 mahasiswa memperoleh support UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi.

"Ada nan mendapat subsidi 75 persen, 50 persen, 25 persen, hingga 100 persen," urainya.

(kum/wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional