Update Kasus Bully PPDS Undip, Polda Jateng Sudah Periksa 17 Saksi

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Polda Jateng telah memeriksa setidaknya 17 saksi mengenai dugaan bully di lingkungan PPDS Undip dan kematian mahasiswi dr Aulia.

Selain itu, Polda juga melakukan inkronisasi peralatan bukti nan sudah dipegang polisi.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan 17 saksi nan diperiksa itu mulai dari family korban hingga kementerian. Selain itu, sambungnya, rekan-rekan satu angkatan korban juga dimintai keterangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah 17 saksi terdiri dari orang tua, kemudian tante, inspektorat, kemudian Inspektorat Jenderal Kemenkes, Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek dan beberapa teman-teman dari satu angkatannya ada 10 orang," kata Artanto di kantornya, Semarang, Selasa (10/9).

Dia mengatakan pemeriksaan nan dilakukan merupakan tindak lanjut laporan ibu korban termasuk soal dugaan perundungan alias bullying, dan pemerasan.

Untuk peralatan bukti nan saat ini sedang disinkronkan dengan para saksi ialah ada tangkapan layar chatting WA dan pemesanan barang.

"Saat ini data-data nan diberikan oleh ibu almarhumah seperti arsip perkuliahan almarhum, screenshoot percakapan di WA, invoice pemesanan, dan lain-lain. (Apakah sampai puluhan juta rupiah?) Ya adalah, kelak interogator nan bakal menyampaikan," ujarnya.

Saat ditanya soal kemungkinan saksi bertambah termasuk senior, dekan, dan kaprodi, Artanto menegaskan penyelidikan tetap berjalan. Dia tak menutup kemungkinan jumlah pihak nan diperiksa bertambah.

"Nanti, kita tetap melakukan pemeriksaan ke teman-temannya dulu. Nanti dinamikanya seperti apa, interogator bakal menentukan siapa nan kudu dilakukan pemeriksaan selanjutnya, kelak interogator nan menentukan," ujar Artanto.

Sebelumnya, dr. Aulia--mahasiswi PPDS Undip di RS Kariadi--ditemukan meninggal bumi di kosnya di Semarang pada 12 Agustus 2024 lalu. Dia diduga bunuh diri dengan menyuntikkan obat.

Kemenkes menyebut korban sempat mengalami perundungan hingga pemerasan dalam menjalani PPDS. Pihak family kemudian melapor ke Polda Jateng soal dugaan bullying tersebut.

Beberapa waktu lalu, Rektor Undip, Suharmono meminta polemik dan perdebatan mengenai kematian dr Aulia dan dugaan perundungan dihentikan sampai ada hasil investigasi resmi dari kepolisian.

"Saya minta jejeran civitas akademika berakhir berpolemik dan berdebat tentang peristiwa kematian mahasiswa PPDS Fakultas Kedokteran Undip. Stop sekarang juga. Tidak usah membikin pernyataan-pernyataan dan tidak usah terpancing, kita tunggu sampai ada hasil investigasi resmi dari kepolisian," kata Suharnomo di kantornya, Jumat (6/9).

Suharmono juga berambisi pihak-pihak di luar Undip juga melakukan perihal sama agar kepolisian bisa melakukan proses investigasi dengan tenang dan cermat.

"Kami minta pengertian, mari kita berikan waktu kepolisian untuk melaksanakan tugasnya. Rasanya pembahasan kematian master Aulia Risma Lestari sudah menjadi masalah hukum, sehingga pihak-pihak di luar interogator sebaiknya menahan diri. Jangan sampai masalah ini menjadi keruh dan menjadi bola liar," kata Suharmono.

Baca buletin lengkapnya di sini.

(tim/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional