Utang Pinjol dan Pegadaian Meningkat, Ekonom INDEF: Masyarakat Kelas Bawah Tidak Bisa Makan Tabungan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menyebut info terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan nomor pinjaman online (pinjol) dan penyaluran pinjaman ke pegadaian mengalami kenaikan pada Agustus 2024.  Dia menilai ini menjadi penanda bahwa tekanan ekonomi masyarakat semakin tinggi.

Menurut Tauhid, semestinya nomor pinjaman masyarakat kelas bawah bakal sedikit mereda setelah masa pembayaran duit sekolah pada pertengahan tahun lalu. Namun, pada fase setelahnya tetap meningkat.

“Untuk pinjam ke bank sudah sangat sulit, jadi larinya ke pinjol walaupun bunganya tinggi,” terang Tauhid kepada Tempo, Kamis, 3 Oktober 2024.

Tauhid menilai bahwa nomor kenaikan pinjol maupun industri pegadaian dapat menjadi gambaran tekanan ekonomi masyarakat kelas bawah. Pasalnya, kalangan itu memang tergolong unbankable alias susah mengusulkan angsuran ke bank.

“Mereka ini kalangan nan tidak masuk dalam BI checking,” kata dia.

Menurut dia, utang-utang itu dialokasikan untuk kebutuhan pokok dan mendesak seperti kebutuhan pangan. Jika kelas menengah terpaksa menguras tabungan, maka kelas bawah nan tidak mempunyai tabungan terpaksa mengambil pinjaman lewat pinjol maupun sistem gadai barang.

“Simpanan-simpanan masyarakat itu mengalami penurunan. Data LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) menunjukkan perihal tersebut,” terangnya.

Iklan

Sebelumnya, LPS mencatat nilai simpanan dengan nominal tabungan di bawah Rp 1 juta hanya tumbuh 0,72 persen pada bulan Agustus 2024. Angka ini jadi nan terendah selama 2024.

Sementara itu, dalam konvensi pers pada Selasa, 1 Oktober 2024 lalu, OJK mengumumkan peningkatan outstanding pembiayaan peer to peer (P2P) landing atau pinjol bulan Agustus 2024 tumbuh 9,03 persen secara year on year (yoy). Nilai pembiayaan itu mencapai Rp 72,03 triliun. 

Sementara itu, penyaluran pinjaman industri pegadaian mengalami kenaikan 25,83 persen yoy. Total biaya nan pinjaman nan disalurkan mencapai Rp 84,18 triliun per 31 Agustus 2024 lalu.

Dewan Komisioner OJK, Agusman, menyebut bahwa peningkatan penyaluran pinjaman industri pegadaian terjadi lantaran kebutuhan masyarakat. “Peningkatan penyaluran pinjaman lantaran ada peningkatan permintaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” terang Agusman.

Vedro Immanuel berkontribusi pada tulisan ini

Pilihan Editor: Ramai-ramai Membendung Masuknya Aplikasi Temu ke Indonesia

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis