Walkot Semarang Ajak Warga Manfaatkan Lahan Tidur untuk Urban Framing

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur sebagai urban framing sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.

Sebelumnya, Mbak Ita, panggilan Hevearita menyampaikan bahwa tanah-tanah bengkok milik Pemkot Semarang bisa disewakan pada masyarakat sebagai letak urban framing. Mbak Ita menyebut, tetap ada lahan-lahan kosong di wilayah Mijen, Tembalang, Gunungpati, serta Ngaliyan.

Semarang tercatat mempunyai lahan produktif total 3 ribu hektare, alias 6 persen dari luas lahan Kota Semarang. Selain itu, ada sawah lestari seluas 1.600 hektare.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin bisa menanam pepaya alias menanam cabai, tomat dan terong. Ini bermaksud menjaga tetap daulat pangan, membikin multiplier perekonomian kepada masyarakat," kata Mbak Ita pada Selasa (11/6).

Merespons perihal itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang sekaligus Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Hernowo Budi Luhur menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan inventarisir lahan tidur melalui masing-masing lurah dan camat.

"Kami bakal bikin info untuk mendata lahan-lahan tidak produktif di sekitarnya. Kemudian juga melakukan pendekatan persuasif dengan pemilik lahan untuk menanam tanaman potensial," ujar Hernowo.

Hernowo menambahkan, pemilik lahan nan mempunyai kesulitan dapat berkonsultasi langsung ke Dinas Pertanian alias UFC (Urban Farming Corner) alias di BPP baik di Ngaliyan, Mijen, Gunungpati maupun Banyumanik.

Menurutnya, upaya bercocok tanam di lahan tidur mempunyai tujuan dua hal. Pertama, sebagai upaya mendorong ketahanan pangan lewat urban farming dan pertanian. Kedua, upaya konservasi tanah.

Salah satu contoh pemanfaatan lahan tidur itu adalah di RT 2 RW 7, Kelurahan Tinjomoyo nan dikelola Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Karang Taruna Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Camat Banyumanik, Eka Kriswati menyatakan bahwa lahan tidur itu sekarang sudah menjadi area urban farming dengan beragam sayur-mayur nan tumbuh subur.

"Ini bentuk kerjasama nan diinisiasi oleh Karang Taruna termasuk Petani Milenial dan KWT nan menggerakkan anggotanya," kata Eka usai panen sawi, bayam, dan kangkung di lahan urban farming nan dikelola Karang Taruna Tinjomoyo, Senin (11/6).

Eka menjelaskan, area itu merupakan tanah bengkok milik Pemkot Semarang nan tidak berfaedah selama beberapa tahun. Warga Kelurahan Tinjomoyo lantas mulai bercocok tanam di lahan seluas 70 meter persegi.

Seiring waktu, urban framing berkembang dengan kehadiran kolam ikan, pengelolaan sampah alias Bank Sampah, serta taman jsebagai edukasi untuk anak-anak. Selama tiga bulan terakhir, area urban framing dirawat oleh Karang Taruna, Petani Milenial, serta KWT.

"Ada pembibitan, sampai proses komposting di sini. Dua bulan ini sudah menghasilkan sayur bayam, kangkung, sawi nan saat dipanen kami share ke grup PKK untuk ditawarkan dan dijual," kata Eka.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional