Jakarta, CNN Indonesia --
Warga di Tangerang Selatan (Tangsel), Suryadi menyatakan penggerudukan sebuah indekos di RT 007 RW 002 Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu bukan lantaran ada penyelenggaraan ibadah angan rosario. Suryadi menyebut penggerudukan itu adalah akumulasi penduduk nan jengkel lantaran di indekos tersebut sering ada kumpul-kumpul dan berisik.
"Bukan kemarin doang. Warga udah beberapa kali negur. Contoh ada penduduk nan sakaratul sekarat, dia tetap sempet-sempetnya main musik gitaran. Ditegur sekali dua kali, sejam berakhir besok nyanyi-nyanyi lagi," kata Suryadi saat ditemui di kediaman rumahnya nan berada di belakang indekos kejadian penggerebekan.
"Kalau masalah ibadah sebenarnya di sini enggak ada larangan juga," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga menduga aktivitas kumpul itu juga bukan bagian dari ibadah. Sebab, aktivitas kumpul itu waktunya tidak menentu.
"Enggak ada hari apa. Enggak menentu juga. Tapi seringnya pas mau libur. Kalau itu sih bukan ibadah kayaknya emang kumpul-kumpul," kata dia.
Terlebih, kata dia, penyewa indekos nan berakidah Katolik itu juga saat kejadian tidak ikut berkumpul. Dia berbicara penyewa indekos itu saat kejadian berada di luar sedang makan.
"Si wanita ini nan berakidah Kristen itu kan sebenarnya sedang nongkrong di warung nasi uduk. Lah kok nan pengontrak ini di warung nasi uduk, lah kok orang luar ini lagi di dalam? Intinya itu," ujarnya.
Selain berisik, Suryadi juga mengatakan penduduk jengkel lantaran kendaraan nan dibawa oleh sekumpulan orang nan mengaku beragama itu kerap memblokade jalan. Suryadi menyebut banyak penduduk nan akhirnya kesulitan mengakses jalan.
Tersebab itu, Suryadi berbicara penduduk melapor kepada ketua RT agar ada teguran. Ketua RT pun mendatangi indekos itu. Berdasarkan penuturan Suryadi, Ketua RT tetap berbincang sopan saat menemui sekumpulan orang itu. Ketua RT menanyakan apakah betul mereka tengah beribadah.
Namun, kata Suryadi, salah satu dari sekumpulan orang itu berbincang dengan nada tinggi. Terjadi lah cek-cok hingga penduduk sekitar berdatangan dan terjadi kericuhan.
"Yang kurus nan orang Bali itu enggak terima ditegur kaya gitu. Ngomong nada tinggi ke Pak RT sampai Pak RT merasa emosi, dengan pembicaraan dia nan rada tinggi itu segala macem," ujarnya.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, indekos tersebut saat ini sepi. Dari dalam indekos tidak ada nan menyahut saat pintunya diketuk beberapa kali. Berdasarkan keterangan warga, penunggu indekos itu sudah dievakuasi ke tempat lain.
Sebelumnya, di media sosial beredar video nan menampilkan sekelompok mahasiswa nan sedang melaksanakan ibadah Doa Rosario di Tangerang Selatan digeruduk pak RT dan penduduk sembari membawa senjata tajam (sajam). Penggerudukan itu terjadi pada Minggu (5/5).
Salah satunya akun nan mengunggah ialah @KatolikG di media sosial X. Dalam video nan diunggah terlihat tindakan keributan nan terjadi di letak kejadian.
"Tadi malam mahasiswa Katolik Universitas Pamulang berkumpul di Sebuah rumah di Victor Serpong dan bermohon Rosario, tapi mereka digeruduk pak RT dan penduduk yg membawa sajam untuk membubarkan dan memukuli para mahasiswa nan sedang berdoa... Beruntung tidak Ada korban jiwa," demikian keterangan dalam video itu.
Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi hanya mengatakan pihaknya tetap menyelidiki peristiwa tersebut.
"Terkait perkara dugaan tindak pidana sedang kami tindak lanjuti dan saat ini dalam proses penyelidikan," kata Alvino saat dikonfirmasi, Senin (6/5).
(yla/DAL)
[Gambas:Video CNN]