Yenny Wahid Ungkap Ada Atlet Panjat Tebing Terjerat Judi Online dan Investasi Bodong Lebih dari Rp100 Juta

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Federasi Panjang Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, mengatakan ada sejumlah atlet panjang tebit nan terjerat beragam sistem investasi bodong. Bahkan, dia mengakui ada nan sempat bermain gambling online. Hal itu membuatnya menekankan pentingnya literasi finansial di kalangan atlet.

“Jadi ada atlet kita nan ikut model robot trading, ada nan kena gambling online. Begitu memandang ada kasus semacam ini, kami dari federasi langsung melakukan tindakan,” ujar Yenny saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 29 Oktober 2024.

Yenny menambahkan, kasus semacam itu hanya terjadi di segelintir mini atlet nan tergabung dalam federasinya. Ia mengatakan ada atlet nan terjerat investasi bodong dengan nilai sekitar Rp 100 juta. “Ada nan sampai Rp 100 juta,” cetusnya.

Menurut Yenny, atlet panjat tebing tidak jauh berbeda dengan kebanyakan masyarakat Indonesia perihal literasi keuangan. Masih banyak aspek nan perlu ditingkatkan. Pasalnya, setiap menang kejuaraan, para atlet bisa mengantongi duit nan cukup banyak.

Federasi, kata Yenny, hanya bisa mengantarkan dan membuka jalan para atlet untuk belajar investasi dan memperdalam literasi keuangan. Salah satunya, lewat kerja sama dengan BEI.

“Kami dari federasi hanya bisa mengantarkan ke pintu, membukakan akses. Pada akhirnya lantaran itu duit mereka, maka mereka nan punya tanggung jawab,” kata dia.

Kendati begitu, Yenny menyampaikan, ada beberapa atlet nan cukup memahami investasi secara baik. Salah satunya Veddriq Leonardo, atlet peraih lencana emas pada Olimpiade Paris 2024.

Iklan

Pada kesempatan nan sama, Veddriq bercerita sudah belajar investasi sejak tahun 2020. Ia mengaku memilih investasi dengan akibat rendah seperti emas hingga reksadana. Veddriq juga mengaku sempat mencoba bertransaksi saham.

“Tapi saham blue chip ya, jadi lebih aman,” kata Veddriq.

Lelaki kelahiran Pontianak itu mengaku mengalokasikan sekitar 20 persen dari anggaran investasi dengan memasukannya ke instrumen saham. Menurutnya, hingga sekarang dia tetap terus belajar mengatur finansial dan memilih instrumen invesatasi nan tepat.

Pilihan Editor: Ribuan Karyawan Sritex Tetap Masuk Kerja Seperti Biasa Usai Perusahaan Dinyatakan Pailit

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis