Zulhas Klaim Kinerja Satgas Impor Ilegal: Gerai Tutup hingga Kapal Putar Balik

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas membeberkan hasil kerja Satgas Pengawasan Barang Tertentu nan Diberlakukan Tata Niaga Impor nan dia corak satu bulan silam. Menurut dia, para importir terlarangan sekarang mulai takut beraksi imbas keahlian Satgas itu.

Zulhas menyatakan penduduk negara asing (WNA) nan menjual barang-barang hasil impor ilegal sekarang tak lagi beroperasi. Mereka selama ini mendistribusikan barang-barang itu melalui pusat grosir dan mal-mal besar. Ia menduga mereka sekarang telah pulang ke negara masing-masing.

“(Mereka) menunggu keadaan reda. Oleh lantaran itu, kita kudu konsisten. Kalau enggak, mereka kembali lagi,” kata dia saat ditemui di laman instansi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024.

Menurut dia, para WNA itu bermarkas antara lain di Tanah Abang, Mangga Dua, Jawa Timur, hingga Sumatera Utara. Tak hanya barang-barang nan dijual secara bentuk di toko-toko, dia menyatakan sejumlah gerai online juga mulai berakhir beroperasi.

Di letak penyimpanannya, dia mengatakan gudang-gudang alias warehouse nan selama ini menjadi tempat penyimpanan barang-barang impor terlarangan sekarang juga berakhir operasi. Ia mengatakan, satgas mengalami kesulitan lantaran kondisi ini. Jika warehouse telah tutup, satgas tak bisa menindak mereka.

Tak hanya itu, dia mengatakan banyak kapal-kapal pengangkut muatan peralatan impor terlarangan sekarang putar kembali setelah telanjur memasuki pelabuhan di Indonesia. Namun, dia enggan merinci negara asal kapal-kapal pengangkut peralatan impor terlarangan itu.

Iklan

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menuturkan penyitaan peralatan impor terlarangan bakal terus dilakukan untuk mendukung sasaran presiden terpilih Prabowo Subianto, ialah pertumbuhan ekonomi 7–8 persen dan peningkatan rasio pajak (tax ratio).

Untuk mencapai sasaran itu, kata dia, negara kudu membenahi ekonomi bawah tanah (underground). Menurut dia, persentase barang-barang terlarangan nan dia sebut ekonomi bawah tanah itu mencapai 35–40 persen.

“Kalau ini bisa kita atasi, bisa kita tertibkan, maka pendapatan negara bakal meningkat, tax ratio kita bakal meningkat,” kata dia.

Pilihan Editor: Satgas Temukan Barang Impor Ilegal Rp20 Miliar, Zulhas: Banyak Pelaku Pulang ke Negara Asal

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis