11 Jenazah Terlantar di Bali Dikremasi, Pemprov Bayar Rp1,9 Miliar

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Denpasar, CNN Indonesia --

Sebanyak 11 jenazah terlantar alias tanpa identitas yang berada di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah alias Sanglah, Denpasar, Bali, dikremasi di Perabuan Darma Kerti Pura Dalem selama dua hari ialah Rabu (19/6) hingga Kamis (20/6) esok.

Plt Direktur Pelayanan Operasional RSUP Prof Ngoerah, master I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Bali menyelenggarakan kremasi jenazah terlantar.

"Jadi ada beberapa jenazah. Artinya dari sisi manajemen nan dari 2022 tetap tertunda sampai tahun ini itu ada sekitar 11 jenazah, kita bakal lakukan kremasi," kata Sukadarma, di RSUP Prof Ngoerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya ada beberapa jenazah nan sudah diambil oleh beberapa yayasan dari Agama Islam, mereka juga berperan-serta untuk ikut serta merawat dan mengubur jenazah. Nah, untuk nan tetap terlantar ini kita dan dari Dinas Sosial hari ini kita bakal mengadakan kremasi, hari ini dan besok," imbuhnya.

Sukadarma mengungkapkan biaya untuk kremasi 11 jenazah terlantar tersebut mencapai Rp1,9 miliar. Sementara biaya untuk kremasi dikeluarkan oleh negara lewat Dinsos Provinsi Bali.

"Kalau dari pembiayaan secara keseluruhan dari 11 jenazah ini kurang lebih hitungan-hitungan kita itu sekitar Rp 1,9 miliar. Adapun untuk aktivitas kremasi hari ini dan besok itu, teman-teman dari dinas sosial sudah mengeluarkan anggaran dari APBD Provinsi," ujarnya.

Ia menyebutkan, aktivitas kremasi untuk para jenazah terlantar rutin dilakukan setiap tahunnya dengan tujuan memanusiakan jenazah terlantar. Kremasi juga bermaksud untuk keseimbangan tempat jenazah nan ada di RSUP Prof Ngoerah.

Sementara, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali Luh Ayu Aryani mengatakan, pada tahun 2024 kremasi jenazah terlantar dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali untuk 14 paket alias peti.

"Untuk kremasi dilaksanakan tanggal 19-20 Juni 2024 sebanyak 11 jenazah terlantar nan sudah ada pembebasan untuk dikremasi. Pada hari pertama tanggal 19 Juni 2024 bakal dikremasi sebanyak 5 jenazah dan dilanjutkan hari kedua tanggal 20 Juni 2024 sebanyak 6 jenazah," ujarnya.

"Dan prosesi selanjutnya 'Nganyut' dilaksanakan di hari kedua tanggal 20 Juni 2024 di tempat penganyutan Desa Adat Kerobokan," imbuhnya.

Menurut Aryani, dengan dilaksanakannya kremasi secara Hindu ini, maka diharapkan dapat menyempurnakan jenazah kembali ke sang pencipta, menyucikan roh alias atma nan telah meninggal bumi dan mempercepat kembalinya jasad ke alam asalnya.

Menurutnya, setiap orang nan berakidah Hindu meninggal dunia, wajib dijadikan kembali sebagai abu agar atma alias roh bisa mencapai surga alias moksa.

"Yang ditangani adalah jenazah nan ditemukan tanpa identitas dan juga ada nan beridentitas namun pihak family tidak mau menerima jenazahnya dan tanggungjawab pemerintah dalam perihal ini Pemprov Bali untuk mengurus jenazah terlantar tersebut," katanya.

(kdf/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional