TEMPO.CO, Jakarta - Program Presiden Prabowo Subianto, nan jadi salah satu jagoan dalam kampanye Pilpres, ialah makan bergizi gratis, sudah mulai dijalankan pada 6 Januari 2025. Pada tahap awal, 3 juta siswa, balita, serta ibu mengandung dan menyusui menerima pasokan makanan bernutrisi.
Namun ada sejumlah perubahan dari janji kampanye, menyesuaikan situasi dan kondisi termasuk anggaran dan kesiapan pelaksanaannya.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Perubahan Nama
Saat kampanye, program bagi-bagi makanan untuk meningkatkan gizi generasi muda disebut oleh pasangan Prabowo-Gibran sebagai 'makan siang gratis'. Namun pada Mei 2024, Prabowo menggantinya dengan 'makan bergizi gratis'
“Jadi tentu nan mau disediakan Pak Prabowo itu bukan hanya sekadar ‘makan’, namun makan nan bergizi dan gratis,” kata jubir Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam pesan video nan diterima Tempo, Sabtu, 25 Mei 2024.
Saat kampanye pilpres, Prabowo menjanjikan bakal menyiapkan anggaran Rp460 triliun per tahun untuk makan siang gratis.
"Sekitar 460 triliun lebih. Everybody will ask, uangnya dari mana? APBN sekarang, alokasi untuk Bansos itu adalah Rp 493 triliun, nyaris Rp 500 triliun. Apakah itu tidak termasuk support sosial? The answer is so easy. Apakah memberi makan anak-anak sekolah tidak termasuk bagian pendidikan?" katanya di Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu, 31 Januari 2024.
Pemerintahan Jokowi dalam menyusun RAPBN 2025, memberikan alokasi Rp71 triliun untuk program makan bergizi itu.
Soal Susu dalam Menu MBG
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan bahwa pemberian susu dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak diwajibkan setiap hari lantaran pasokan susu nan belum merata di setiap daerah.
"Paling sedikit itu seminggu sekali, tidak wajib susu itu, bukan menu wajib, lantaran suplai susu kan belum merata di setiap daerah," kata Hasan Nasbi saat dikonfirmasi oleh Antara di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebut sekitar 200 ribu ekor sapi perah impor bakal tiba hingga akhir 2025 untuk mendukung pemenuhan susu dalam menu program makan bergizi cuma-cuma (MBG).
Sudaryono menjelaskan regulasi berbentuk peraturan pemerintah (PP) nan mengatur soal pemasukan sapi perah impor sudah dirampungkan, sehingga pengadaan tidak hanya berasal dari Australia.
"Ini kan PP-nya baru beres kita bisa masukkan dari beberapa negara tambahan selain Australia dan negara lain nan teregister. Kita tambah di negara lain. Kita minta di 2025 ini masuk 200 ribu (sapi) sampai akhir tahun," kata Sudaryono di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 15 Januari 2025.
Sudaryono menjelaskan pihaknya juga tengah melakukan percepatan penyediaan lahan peternak untuk menampung sapi perah tersebut.
Di sisi lain, dia menegaskan bahwa pengadaan sapi perah impor ini merupakan corak investasi agar Indonesia mempunyai pabrik susu segar.
"Yang jelas ini bukan negara impor, tapi orang berinvestasi. Boleh dong bikin pabrik, di Indonesia ini bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan," kata dia.
Ia menambahkan 160 perusahaan asal dalam dan luar negeri sudah menyatakan komitmennya untuk pengadaan sapi perah impor ini.
Anggaran per Porsi
Semula, pemerintah menganggarkan Rp15 ribu per porsi makan bergizi gratis. Namun Presiden Prabowo Subianto pada 3 Desember 2024 mengumumkan turunnya anggaran makan bergizi cuma-cuma semula Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per anak dan ibu hamil. Kepala negara meyakini bahwa alokasi tersebut cukup untuk kebutuhan-kebutuhan di daerah.