TEMPO.CO, Jakarta - Wu Zhiwei selaku Counselor of Economic and Commercial Counsellor's Office Kedutaan Besar China untuk Indonesia berujar bahwa hubungan ekonomi antara Cina dan Indonesia kian erat dan memasuki masa keemasan di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Hal ini dibuktikan dengan info nan dirilis oleh Kementerian Investasi Cina pada 2022 dan 2023, Tiongkok berada di ranking ke-2 sebagai penanammodal terbanyak di Indonesia dengan kucuran biaya sebesar US$ 8,2 miliar dan US$ 7,4 miliar.
Tak heran sejumlah proyek besar milik Cina di Indonesia kian berkembang pesat, mulai dari proyek pembangunan Waduk Jatigede, Tol Medan-Kualanamu, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kawasan Industri Morowali, hingga PT GNI (Nickel Industri). Berikut ulasan dari kelima proyek besar Cina-Indonesia dan perkembangannya terkini.
1. Waduk Jatigede
Pembangunan Waduk Jatigede sebenarnya sudah terencana pada tahun 1970 nan diperkirakan menelan biaya produksi sebesar 2,5 triliun rupiah. Penekenan perjanjian baru dilakukan pada tahun 2007 silam. Waduk nan dibangun di Jawa Barat tersebut sempat alami tambahan biaya produksi nan diajukan oleh pemerintah sebesar US$ 53,2 juta untuk penyelesaian jalan akses waduk serta pembangunan lanjutan.
Menteri PUPR Basuki Hadimulyono meresmikan waduk ini nan difungsikan sebagai irigasi lahan pertanian dan pembangkit listrik pada 31 Agustus 2015. Terkini, Pemda Jawa Barat melalui Dinas Perumahan dan Permukiman bakal segera membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk Regional Metropolitan Cirebon Raya pada area Waduk Jatigede pada tahun 2024 ini. Waduk terbesar kedua di Indonesia ini mempunyai daya tampung 979,5 juta m³ nan keberadaannya sangat diapresiasi oleh delegasi Republik Rakyat Cina.
2. Tol Medan-Kualanamu
Tol Medan-Kualanamu masuk ke dalam lima prioritas pemerintah untuk segera dibangun jalur tol dengan rencana sepanjang 24 kilometer serta Lubuk Pakam-Tebing Tinggi sepanjang 36 kilometer. Sebelumnya Wakil Menteri PUPR Hermanto Dardak mengungkapkan untuk proyek jalan tol tersebut pemerintah meminjam biaya kepada Cina, dan Cina pun minati pembangunan tersebut dengan mengikuti tender serta mengirim tiga kontraktornya untuk bekerja sama.
Tol ini resmi dibangun pada 7 November 2012 silam dengan panjang finalisasi 17,8 kilometer nan terletak di Medan, Sumatera Utara. Meskipun dalam pembangunannya Pemerintah Cina serta Bank Exim Cina sempat menunda perseorangan loan agreement, pembangunan Tol Medan-Kualanamu dapat selesai dengan baik dan diresmikan sejak 2017 lalu.
3. Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dari segi transportasi pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Cina melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Dilansir dari Antaranews, proyek pembangunan kereta tersebut telah dimulai pada tahun 2022 dengan satu rangkaian tiba di Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 2 September 2022. Kereta ini mempunyai sejumlah kelebihan di antaranya mempunyai kreasi aerodinamis nan minim getaran serta rapat suara, rendah karbon serta irit energi, terdapat detektor gempa, angin, hujan, dan juga sambaran petir di sepanjang lintasan, hingga mempunyai pembangkit listrik persediaan nan menyala otomatis.
Biaya pembangunan kereta sigap Jakarta-Bandung mengalami beberapa kali perubahan sebelum membengkak jadi Rp 110,22 Triliun. Adapun sumber biaya berasal dari pincaman Cina sebesar 75 persen dan biaya Indonesia mencapai 25 persen. KCIC menargetkan suatu kecepatan operasi transportasi kereta hingga 350 km/jam dan dikabarkan bakal lanjutkan kerja sama segera untuk garap proyek kereta sigap nan tembus Surabaya.
4. Kawasan Industri Morowali
Melalui pertemuan dalam Belt and Road Forum for International Cooperation nan dilaksanakan di Beijing pada Mei 2017, Presiden Jokowi dan Presiden Cina Xi Jinping sepakat untuk bekerja sama membangun area industri di luar Pulau Jawa. Selain itu, kerja sama juga melibatkan antara Tsingshan Group, Bintang Delapan Group, dan PT Indonesia Morowali Industri Park untuk membangun pembangkit tenaga listrik di area industri Morowali.
Nilai investasi untuk pembangunan area industri ini sebesar USD 650 juta. Pada tahun 2015 Presiden Jokowi meresmikan area ini sebagai proyek strategis nasional dan sebagai objek vital nasional. Kawasan Industri Morowali mempunyai area seluas 3.000 hektare dan direncanakan bakal mengalami pengembangan dua kali lipat di masa depan.
5. PT Gunbuster Nickel Industri (GNI)
Perusahan nan berorientasi mengelola sumber daya alam bijih nikel ini terletak di Morowali Utara dan beraksi sejak 2019 lalu. Melalui kerja sama teknologi terbarukan dengan Cina, PT GNI sukses menerapkan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Alhasil, PT GNI pun bisa menghasilkan 1,9 juta nikel pig iron olahan setiap tahunnya. Perusahaan ini menghasilkan ferronickel nan diolah menjadi besi stainless.
MELINDA KUSUMA NINGRUM | SAROH MUTAYA | SUTJI DECILYA | ANANDA BINTANG PURWARAMDHONA
Pilihan Editor: Mengenal One Belt Road Initiative, Gagasan Xi Jinping nan Didukung Jokowi