Ada Enam Perusahaan BUMN yang Terancam Bakal Ditutup, Apa Saja?

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Enam perusahaan pelat merah alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terancam ditutup. Hal tersebut disampaikan Direktur PT Danareksa (Persero), Yadi Jaya Ruchandi, saat rapat dengar pendapat berbareng Komisi IV DPR RI, Senin, 24 Juni 2024.

Dalam rapat tersebut, dia memaparkan ada 21 BUMN dan satu anak upaya BUMN dengan status titip kelola. Semua perusahaan tersebut sekarang ditangani PT Pengusahaan Pengelola Aset. Dari 22 perusahaan itu, hanya empat di antaranya nan berkesempatan kembali bangkit dan enam perusahaan berkesempatan dibubarkan.

"Yang potensi operasi minimum itu sebetulnya more than likely itu bakal kita setop, apakah kelak melalui likuidasi alias lewat pembubaran BUMN. Sebetulnya ujungnya ke sana," kata dia.

Enam perusahan milik negara nan berpotensi ditutup ialah PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang.

Tempo merangkum profil dan sejarah berdirinya enam perusahaan nan terancam bercempera tersebut. BErikut daftarnya:

1. PT Indah Karya

PT Indah Karya bergerak di bagian konsultasi teknik kosntruksi. Perusahaan ini mulanya berjulukan NV Ingenieurs Bureau Ingenegeren-Vrijburg (IBIV) nan didirikan di Bandung pada 1 Mei 1936. Menurut Pauline KM van Roosmalen dan Marteen F. Hercules, peneliti sejarah arsitektur kolonial pada era Hindia Belanda, IBIV didirikan oleh AC Ingenegeren dan GS Vrijburg. 

Kemudian Pemerintahan Soekarno mengambil alih IBIV melalui kebijakan nasionalisasi perusahaan asing. Ambil alih IBIV ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1961 tentang PendiriaNn Perusahaan Negara "Indah Karya".

Mengutip laman resminya, sejumlah pembangunan prasarana nan melibatkan PT Indah Karya di antaranya Stadion Patriot Bekasi, Bendungan Tali Abu di Maluku Utara, Grand Wisata Bekasi dan Gedung Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sebelum diambil alih pemerintah pada 1961, perusahaan ini terlibat dalam pembangunan  hanggarvdi Bandung (1938), gedung Pusat Perkebunan Negara (kini instansi pusat KPU RI), dan kampus IPB di Baranangsiang.

2. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)

PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) bergerak di bagian jasa reparasi dan pembuatan kapal. Mengutip laman resminya, perusahaan ini didirikan pada pada 22 September 1910 dengan nama NV Drogdok Maatshappij. Bengkel kapal pertama di Hindia Belanda ini dibikin untuk jasa kapal Belanda di tanah jajahannya.

Ketika pemerintah kolonial hengkang dari kepulauan Nusantara, pemerintah Jepang mengambil alih NV Drogdok Maatshappij dan mengganti namanya menjadi Harima Zosen. NV Drogdok Maatshappij adalah salah satu korporasi nan masuk daftar nasionaliasi perusahaan asing di era Presiden Soekarno. 

Sejak diambil alih pada 1 Januari 1961, perusahaan ini resmi berjulukan PN Dok dan Perkapalan Surabaya. Pada 8 Januari 1976, Pemerintahan Orde Baru mengubah status perusahaan ditetapkan menjadi perseroan terbuka alias PT. Sejak diambil alih, PT DPS telah memperbaiki 20 ribu lebih kapa dan telah membangun lebih dari 600 kapal.

  • 1
  • 2
  • 3
  • Selanjutnya

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis