Ada Usulan Tambah 40 Kementerian, Indonesia Pernah Punya Kabinet 'Super Gemoy' 100 Menteri

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan terpilih Prabowo-Gibran sedang mempersiapkan kabinetnya. Di tengah upaya merangkul banyak partai untuk masuk koalisi, muncul usulan agar kabinet mendatang berisi lebih dari 33 kementerian seperti diatur undang-undang.

Sejumlah pihak mengusulkan agar pemerintahan mendatang mempunyai 40 kementerian. Kabinet gemoy namalain gendut ini dianggap cocok dengan kondisi Indonesia nan mempunyai banyak masyarakat dan wilayah luas.

Menteri Perdagangan nan juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan namalain Zulhas menyebut wacana penambahan nomenklatur kementerian di pemerintahan Prabowo merupakan buahpikiran nan bagus.

“Saya kira lantaran bumi terus berkembang, keadaan terus berkembang, jadi jika mau ditambah nomenklaturnya itu bagus,” kata Zulhas saat ditemui usai Workshop dan Rakornas PAN Pemenangan Pilkada 2024 di Jakarta, Kamis malam, 9 Mei 2024.

Menurut Zulhas, Indonesia merupakan negara besar dengan beragam tantangan nan dimiliki, sehingga penambahan nomenklatur merupakan perihal nan bagus. Namun begitu, dia menyebut ditambah alias tidaknya kementerian merupakan kewenangan Prabowo Subianto selaku presiden terpilih.

“Itu haknya presiden terpilih, ya. Tetapi negara Indonesia nan besar, kita belasan ribu pulau, masyarakat nyaris 280 juta lebih, dan segala masalah nan ada; jika perlu diperbanyak, ditambah nomenklatur, saya kira itu juga bagus,” ucapnya.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang mengatakan bahwa wacana penambahan nomenklatur kementerian menjadi 40 pada kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran kudu dilakukan dengan merevisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

"Penambahan kementerian untuk mengubah nomenklatur kementerian kudu merevisi UU 39/2008," kata Junimart dalam keterangan nan diterima di Jakarta, Kamis.

Sebab, kata dia, pada Pasal 12,13, dan 14 UU Kementerian Negara telah mengatur tentang pembatasan jumlah bagian kementerian ialah sebanyak 34. "Disebutkan paling banyak 34 kementerian, dengan rincian 4 menko (menteri koordinator), dan 30 menteri bidang," katanya.

Dia pun mengingatkan agar wacana penambahan nomenklatur kementerian pada kabinet Prabowo-Gibran mendatang tidak sekadar hanya untuk mengakomodasi kepentingan politik. "Bukan lantaran kepentingan politik alias bagi-bagi kekuasaan nan berakibat kepada pemborosan anggaran," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia mengatakan bahwa Revisi Undang-undang (RUU) tentang perubahan atas UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara diperlukan agar bangsa Indonesia mengikuti perkembangan zaman.

Menurutnya UU tentang Kementerian telah diterapkan sejak 16 tahun silam. Padahal, kata dia, Indonesia dalam 16 tahun terakhir sudah jauh berkembang dan bumi pun sudah semakin maju.

Kabinet 100 Menteri

Pemerintahan Indonesia di awal Kemerdekaan sangat tidak stabil. Tekanan Belanda nan mencoba menjajah kembali dan juga gejolak politik di dalam negeri membikin Presiden Soekarno acapkali membubarkan kabinet. Bahkan ada kabinet nan hanya berumur tak sampai 3 minggu.

Jumlah nomenklatur kementerian juga terus berubah-ubah. Kabinet pertama Soekarno berjumlah 21 kementerian namun hanya memperkuat 2 bulan lebih, lampau berganti dengan kabinet nan dipimpin Perdana Menteri Sutan Sjahrir dengan 17 menteri.

Kabinet ini hanya memperkuat 3 bulan, lampau lahir Kabinet Sjahrir II dengan 25 menteri selama 8 bulan. Setelah itu muncul Kabinet Sjahrir III dengan 32 menteri nan memperkuat 8 bulan.

Setelah itu, pemerintahan silih berganti dengan kabinet nan rata-rata memperkuat tiga bulan. Jumlah menteri pun berubah-ubah dengan rekor menteri terbanyak pada Kabinet Dwikora I dengan 110 menteri nan bekerja 27 Agustus 1964 hingga 22 Februari 1966.

Setelah itu, muncuk Kabinet Dwikora II dengan 132 menteri nan hanya bekerja sebulan dari 24 Februari 1966 hingga 28 Maret 1966.

Setelah Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, pemerintahan relatif stabil. Kabinet berganti 5 tahun sampai terjadi Reformasi 1998. Setelah Soeharto lengser dan digelar Pemilu 1999, Abdurahman Wahid alis Gus Dur terpilih oleh MPR menjadi Presiden.

Sempat terjadi gejolak ketika dia dilengserkan Sidang Istimewa MPR sehingga pemerintahannya hanya berumur 2 tahun. Ia digantikan wakil presiden Megawati nan memimpin 3 tahun sebelum Susilo Bambang Yudhoyono menang dua kali Pilpres 2004 dan 2009. Setelah itu, Jokowi menjadi presiden dua periode pada 2014-2019 dan 2019-2024.

Berikut Perjalanan Kabinet Indonesia diolah dari Wikipedia:

No

Nama Kabinet

Masa Kerja

Pemimpin

Jumlah
Menteri

1

Presidensial

2/9/1945-14/11/1945

Soekarno

21

2

Sjahrir I

14/11/1945-28/2/1946

Sutan Syahrir

17

3

Sjahrir II

12/2/1946-2/10/1946

25

4

Sjahrir III

2/10/1946-27/6/1947

32

5

Amir Sjarifuddin I

3/7/1947-11/11/1947

Amir Sjarifuddin

34

6

Amir Sjarifuddin II

11/11/1947-23/1/1948

37

7

Hatta I

29/1/1948-4/8/1949

Mohammad Hatta

17

*

Darurat

19/12/1948-14/7/1949

S. Prawiranegara

12

8

Hatta II

4/8/1949-14/12/1949

Mohammad Hatta

19

*

RIS

20/12/1949-6-9-1950

Mohammad Hatta

17

9

Susanto

27/12/1949-16/1/1950

Susanto Tirtoprodjo

10

10

Halim

22/1/1950-15/8/1950

Abdul Halim

15

11

Natsir

6/9/1950-27/4/1951

Mohammad Natsir

18

12

Sukiman-Suwirjo

27/4/1951-3/4/1952

Sukiman Wirjosandjojo

20

13

Wilopo

3/4/1952-3/7/1953

Wilopo

18

14

Ali Sastroamidjojo I

1/8/1953-24/7/1955

Ali Sastroamidjojo

20

15

Burhanuddin Harahap

12/8/1955-3/3/1956

Burhanuddin Harahap

23

16

Ali Sastroamidjojo II

Iklan

Scroll Untuk Melanjutkan

24/3/1956-14/3/1957

Ali Sastroamidjojo

25

17

Djuanda

9/4/1957-5/7/1959

Djuanda Kartawidjaja

24

18

Kerja I

10/7/1959-18/2/1960

Soekarno

33

19

Kerja II

18/2//1960-6/3/1962

40

20

Kerja III

6/3/1962-13/11/1963

60

21

Kerja IV

13/11/1963-27/8/1964

66

22

Dwikora I

27/8/1964-22/2/1966

110

23

Dwikora II

24/2/1966-28/3/1966

132

24

Dwikora III

28/3/1966-25/7/1966

79

25

Ampera I

28/7/1966-11/10/1967

Soeharto

31

26

Ampera II

17/10/1967-10/6/1968

24

27

Pembangunan I

10/6/1968-28/3/1973

Soeharto

24

28

Pembangunan II

28/3/1973-29/3/1978

24

29

Pembangunan III

31/3/1978-19/3/1983

32

30

Pembangunan IV

19/3/1983-21/3/1988

42

31

Pembangunan V

23 Maret 1988-17/3/1993

44

32

Pembangunan VI

17/3/1993-14/3/1998

43

33

Pembangunan VII

14/3/1998-21/5/1998

38

34

Reformasi Pembangunan

23/5/1998-20/10/1999

B.J. Habibie

37

35

Persatuan Nasional

29/10/1999-23/7/2001

Abdurahman Wahid

36

36

Gotong Royong

10/8/2001-20/10/2004

Megawati Soekarnoputri

33

37

Indonesia Bersatu

21/10/2004- 20/10/2009

Susilo Bambang Yudhoyono

34

38

Indonesia Bersatu II

22/10/2009-20/10/2014

34

39

Kerja

27/10/2014-20/10/2019

Joko Widodo

34

40

Indonesia Maju

23/10/2019-

34

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis