Adu Klaim Serikat Demokrasi Rakyat dan Bulog soal Tender Impor Beras 100 Ribu Ton

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Purwanto terkejut menemukan nilai realisasi impor beras oleh Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) pada Maret 2024 terpaut US$ 82 lebih tinggi dari nomor nan dia punya. Bulan itu, Bulog mengimpor beras seharga US$ 655 per metrik ton. Sementara, arsip nan dia miliki menyebut perusahaan Vietnam Tan Long Group mengusulkan nilai US$ 573 model cost, insurance, and freight (CIF).

Berbekal sejumlah arsip dan temuan hasil investigasinya, Direktur Eksekutif Serikat Demokrasi Rakyat (SDR) itu pun melaporkan Bulog ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu, 3 Juli 2024. Dia menuding badan upaya milik negara pangan itu telah menggelembungkan nilai alias mark up impor beras sejumlah 2,2 juta ton sepanjang Januari sampai Mei 2024 hingga ditaksir mencapai Rp 2,7 trilyun.

Perbedaan klaim SDR dan Bulog terletak pada arsip surat penawaran Tan Long Group nan dikantongi Hari. Surat itu memuat penawaran ekspor sejumlah 100 ribu ton beras untuk periode pengiriman Juli dan Agustus 2024. Harganya, masing-masing US$ 538 per metrik ton untuk model free on board (FOB) dan US$ 573 per metrik ton untuk CIF.

Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Bulog Bayu Krinamurthi mengaku tak mengetahui ihwal surat itu. “Terkait arsip penawaran Tan Long Group, kami belum pernah menerima arsip dimaksud, baik melalui email maupun ekspedisi alias jasa kirim,” kata Bayu saat dihubungi Tempo, Kamis, 1 Agustus 2024.

Bulog, mengutip media Vietnam CAFEF, membantah Tan Long Group pernah memenangi tender. Hari mengatakan, impor beras memang tak melalui Tan Long Group, tapi anak perusahaannya, Loc Troi Group. Dia mengaku mendapatkan info dari keterangan CEO Tan Long Group, Truong Sy Ba, nan dimuat CAFEF.

Kepada Tempo, Hari menunjukkan info nan dia klaim sebagai tender Bulog tahap III pada Maret 2024. Dalam tabel pemasok (supplier) lot 7, di bawah titel Vietnam Regular Supplier, nama Loc Troi Group Joint Stock Co memang tercantum di urutan paling atas. Perusahaan itu mengusulkan penawaran sebesar US$ 604, lebih rendah dari delapan perusahaan lain nan berada di kisaran US$ 610 sampai US$ 620. Tak ada nama Tan Long Group di ketiga tabel itu.

Dari penelusuran Tempo di media itu, Bulog disebut mengumumkan Loc Troi Group dan perusahaan afiliasinya memenangkan lelang 100 ribu ton beras pada 22 Mei, bukan Maret. Ba menyatakan, Tan Long Group menawarkan nilai US$ 15 per ton lebih tinggi dari Loc Troi Group sehingga tidak memenangkan tender.

Iklan

Bayu mengaku tak mengetahui hubungan antara Tan Long Group dan Loc Troi Group. Mantan Ketua Dewan Pengawas Bulog itu menjelaskan, Loc Troi Group tidak menjadi pemenang pada tender Maret 2024. Sebab, nilai nan mereka tawarkan lebih tinggi dibandingkan peserta lain.

Menurut Bayu, nilai penawaran Loc Troi sebesar US$ 630 sampai US$ 632, tergantung lot alias pelabuhan bongkar di Indonesia. “Namun, Loc Troi menjadi pemenang di tahap IV April 2024 dengan nilai US$ 589,” kata Bayu.

Isu dugaan penggelembungan nilai beras impor dari Vietnam oleh Bulog telah satu bulan mengemuka. Sejak SDR melaporkan Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke KPK pada Rabu, 3 Juli 2024, perusahaan pelat merah itu acapkali menepis tudingan.

DPR menyatakan bakal memanggil Bulog untuk menjelaskan rumor ini. Senayan juga mendesak proses norma segera berjalan. Sementara, KPK justru belum banyak bersuara. Hari menduga komisi itu bakal mulai bergerak menyidangkan kasus ini paling sigap Sabtu, 3 Agustus 2024—satu bulan setelah pelaporan.

Pilihan editor: IKN Banjir Insentif Pajak, Sri Mulyani Berharap Tak Hanya jadi Pemukiman

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis