Agus Gumiwang: Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menggunakan Produk Dalam Negeri

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong kementerian/lembaga dan pemerintah wilayah meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Pasalnya, penggunaan produk dalam negeri bakal mengerekperekonomian nasional.

"Tidak ada argumen untuk tidak menggunakan produk-produk dalam negeri," ujar Agus Gumiwang dalam aktivitas Raker Tim Nasional P3DN dan Forum Komunikasi Tim P3DN di Kempinski Grand Ballroom Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024. 

Agus Gumiwang mengatakan semakin banyak penggunaan produk dalam negeri, khususnya nan ber-TKDN (tingkat komponen dalam negeri), bakal membikin perputaran duit di Indonesia semakin banyak. Selain itu, tenaga kerja semakin banyak terserap dan  penerimaan pajak terus naik.

“Akhirnya, perekonomian kita bakal semakin tumbuh dan menguat,”  kata dia. “Inilah hasil akhir nan kita harapkan dari setiap rupiah nan kita belanjakan untuk produk dalam negeri.”

Dalam paparannya, Agus Gumiwang juga menyampaikan Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan jumlah produk ber-TKDN. Saat ini, ada 43.724 produk ber-TKDN nan diverifikasi Lembaga Verifikator Independen. Selain itu, terdapat 18.812 produk ber-TKDN dengan penghitungan TKDN unik Industri Kecil.

Sementara itu, realisasi shopping kementerian/lembaga dan pemerintah wilayah untuk produk dalam negeri tahun ini tetap rendah. Hingga 16 September 2024, baru tercatat realisasi shopping untuk PDN senilai Rp 483 triliun.

“Baru 41,7 persen, rendah, dari total nilai rencana pengadaan nan diumumkan di SiRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan) nan mencapai Rp 1.159 triliun,” ungkapnya.

Namun, Agus Gumiwang optimistis realisasi shopping untuk PDN tahun ini bakal lebih baik daripada realisasi tahun-tahun sebelumnya. “Masih ada waktu untuk mengejar shopping pengadaan PDN tahun ini,” ujar dia.

Pilihan Editor: Prabowo bakal Anggarkan Rp 1,2 Triliun per Hari untuk Makan Bergizi Gratis

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis