TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata duit rupiah ditutup menguat 52 poin terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini. Walau sebelumnya, rupiah sempat menguat 55 poin di level Rp16.277 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.330.
"Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata duit rupiah fluktuatif. Namun ditutup menguat di rentang Rp16.220-Rp16.320," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 Juli 2024.
Menurut Ibrahim, indeks rupiah dan dolar berjangka merosot ke posisi terendah tiga minggu dalam perdagangan nan sunyi lantaran libur. Dia mengatakan sementara meningkatnya ekspektasi penurunan suku kembang melemahkan greenback. Fokus saat ini tertuju pada info utama nonfarm payrolls untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.
Ibrahim mengatakan, perangkat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 66 persen Federal Reserve bakal menurunkan suku kembang sebesar 25 pedoman poin pada September mendatang. Namun optimisme terhadap penurunan suku kembang agak teredam oleh sinyal hawkish dari The Fed.
Menurut dia, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi persediaan devisa Indonesia meningkat. Pada akhir Juni 2024, persediaan devisa tercatat sebesar USD 140,2 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2024 sebesar US$ 139,0 miliar.
Ia menjelaskan kenaikan posisi persediaan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan tetap tingginya ketidakpastian pasar finansial global.
Iklan
Sedangkan posisi persediaan devisa pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor alias 6,1 bulan impor. Dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. "BI menilai persediaan devisa tersebut bisa mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata dia.
Selanjutnya, kata dia, bakal terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal. Sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nan berkelanjutan. "Ke depan, BI memandang persediaan devisa tetap memadai sehingga dapat terus mendukung ketahanan sektor eksternal," ujar dia.
Adapun untuk prospek ekspor tetap positif, serta neraca transaksi modal, dan finansial nan diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan dengan persepsi positif penanammodal terhadap prospek perekonomian nasional. Dan imbal hasil investasi nan menarik mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
Pilihan Editor: Rupiah kembali Melemah, Sektor Industri Terdampak