Aksi Jogja Memanggil Diwarnai Orasi Wibu, Gemakan 'Rasengan Jokowi'

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Suasana tindakan Jogja Memanggil yang digelar di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta alias Gedung Agung, Selasa (27/8) berubah riuh saat seorang peserta nan mengaku dari kalangan wibu berorasi.

Wibu alias Japanofilia adalah julukan bagi seseorang nan menyukai budaya terkenal dari Jepang.

Di tengah demonstrasi Jogja Memanggil di depan istana tersebut, Koordinator Aksi mengundang sosok wibu ini naik ke atas mobil komando untuk turut berorasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan, sosok diklaim wibu itu mengenakan kaus tanpa lengan dan celana panjang putih. Belum juga dia selesai menyapa para peserta aksi, massa sudah riuh meresponsnya.

"Ara ara, ara ara," teriak massa penuh tawa.

Kalimat nan disorakkan massa tindakan itu adalah salah satu frasa kata dari Jepang nan terkenal lewat budaya pop Manga. Kalimat itu bisa dimaknai sebagai ungkapan kesukaan alias terkejut.

Dalam orasinya, wibu tersebut menyampaikan dirinya sebagai pecinta budaya Jepang. Namun, sudah kelewat cemas dengan situasi di negaranya sendiri, Indonesia.

Sambil terbata-bata, dia bilang sosok wibu --sering dikenal dengan pribadinya nan antisosial alias ansos-- sekarang sampai ikut turun ke jalan berbareng para aktivis dan mahasiswa demonstran. Ia merasakan keprihatinan atas kondisi darurat kerakyatan Indonesia akhir-akhir ini.

"Saya wibu, saya ansos, tapi saya orang Indonesia!" teriaknya di depan massa tindakan Jogja Memanggil tersebut.

"Indonesia utsukushii nee (Indonesia Indah)," katanya lagi dengan bahasa Jepang.

Sementara itu, massa di sekeliling wibu terus memekikkan elemen-elemen unik beberapa anime alias animasi Jepang.

"Rasengan Jokowi, rasengan Jokowi!" sorak massa.

Rasengan adalah jurus jagoan milik karakter anime Naruto Uzumaki untuk mengalahkan musuh.

Mereka juga meneriakkan semboyan 'sasageyo' nan makna bebasnya adalah 'pengorbanan alias perjuangan sepenuh hati' sebuah ungkapan nan terkenal dari  anime Attack on Titan alias Shingeki no Kyojin. 

Aksi berikutnya, massa ramai-ramai merukiyah Gedung Agung. Mereka bilang, penguasa telah dirasuki roh jahat sehingga melenceng dalam menjalankan pemerintahan. Mereka bersama-sama melantunkan sholawat asyghil.

"Setan-setan nan merasuki mereka sudah tidak bisa diusir dengan kata-kata, maka kita usir dengan doa," kata orator lainnya.

Aksi Jogja Memanggil digelar sebagai corak keprihatinan atas kondisi darurat kerakyatan Indonesia akhir-akhir ini.

Aksi turun ke jalan ini dilakukan Aliansi Jogja Memanggil nan dimotori dari golongan aktivis Forum Cik Di Tiro, Jaringan Gugat Demokrasi (Jagad), dan aliansi BEM se-DIY.

Massa nan kebanyakan merupakan mahasiswa melakukan sebelumnya telah melakukan tindakan longmars setelah berkumpul di tempat parkir Abu Bakar Ali (ABA) sebagai titik kumpul utama sekitar pukul 11.30 WIB. Mereka juga sempat memasang rantai dan gembok di instansi DPRD DIY.

Sesampainya di depan Gedung Agung, mereka juga menggelar tindakan teaktrikal mengadili Jokowi dan Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto nan melambangkan tirani.

Melalui keterangan resminya, tindakan ini menuntut lima hal. Pertama, menolak otoritarianisme populis nan dipraktikkan oleh Jokowi beserta kroni-kroninya. Kedua, menuntut agar segera dilakukan perombakan pada UU Pilkada dan UU Partai Politik.

Ketiga, melawan segala upaya perusakan alias pelemahan konstitusi. Keempat, menolak oligarki dan politik dinasti. Terakhir, menyerukan kepada penduduk Jogja untuk membangun oposisi rakyat.

(kum/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional