Alasan Perempuan Surabaya Lapor Polisi Jadi Korban Teror Teman SMP

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Surabaya, CNN Indonesia --

Perempuan di Surabaya, Nimas (27), melaporkan kawan SMP-nya, Adi, ke polisi. Ia melapor ke polisi setelah 10 tahun mengalami teror dan pelecehan dari pelaku. Ia mengaku teror bertahun-tahun itu sudah sangat mengganggu psikisnya.

Tak hanya itu, Nimas juga menyatakan bakal menikah dalam waktu dekat. Ia mendapatkan support dari pasangan dan orang-orang di sekitar untuk melaporkan Adi ke polisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga mau menikah. Dan saya didorong support sama pacar saya. Dan di sisi lain, banyak nan memang netizen Indonesia, nan support saya," kata Nimas di Polda Jatim, Jumat (17/5) malam.

Nimas awalnya menceritakan pengalamannya itu di media sosial. Kisah itu viral, warganet dan teman-teman dekatnya mendukung segera melapor ke Unit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur.

Ia menduga awal teror itu akibat memberikanuang Rp5 ribu ke Adi saat sekolah, bertahun-tahun nan lalu. Nimas mengaku melakukan itu lantaran merasa iba memandang pelaku tak punya duit jajan.

"Pelaku ini adalah kawan sekolah saya waktu tetap SMP. Dia terobsesi kepada saya sejak tetap sekolah," ucap Nimas. 

[Gambas:Video CNN]

Niat baik ini, kata Nimas, kerap dia lakukan ke teman-temannya nan lain di sekolah. Tapi pemberian itu disalah artikan Adi, nan menganggap korban suka padanya.

"Kebaikan saya disalahartikan dikira saya suka. Dan saya pernah menolak pelaku dan dia mencoba untuk mendekati saya pada 2014-2015, namun saya tolak dengan baik," ucapnya.

Sejak saat itu, Adi diduga membikin ratusan akun media sosial di IG dan Twitter alias X. Nyaris setiap hari dia mengirimkan pesan bersuara bujukan dan pelecehan ke Nimas. Pelaku apalagi mengirimkan foto perangkat vitalnya ke korban.

"Enggak menghitung [berapa pesan teror]. Kadang sehari tiga kali twit. Kadang sebulan berapa. Kadang dalam seminggu selalu ada. Ada foto-foto kelamin," ucapnya.

Tak hanya di media sosial, Adi juga meneror Nimas secara langsung, ialah dengan berdiri di depan kediaman korban sejak awal hari dan hingga pagi. Dia juga sempat melempar peralatan ke rumah korban.

"Paling terburuk tahun 2018. Dia pernah melempar arloji mati, dan surat cinta. Saya bakar jam 06.00 WIB pagi. Dia pernah jam 01.00 WIB pagi dia di depan rumah, berdiri sampai jam 04.00 WIB subuh," ucapnya.

Nimas mengatakan, keluarganya sudah pernah memperingati Adi secara langsung agar tak lagi meneror korban. Namun perihal itu tak mempan. Pelaku terus melanjutkan perbuatannya sehingga dia sekarang dilaporkan ke polisi.

Sementara itu,Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles Tampubolon mengatakan terduga pelaku teror telah ditangkap di rumahnya area Lebraon pada Jumat (17/5) alam setelah jajarannya menerima laporan dari Nimas.

"Setelah menerima laporan kami mengambil keterangan penjelasan dari korban. Dan kami profiling terduga dan kami melakukan penjemputan," kata Charles di Mapolda Jatim, Sabtu (18/5).

Kendati demikian, polisi belum menjelaskan status norma Adi dalam perkara ini. Saat ini, terlapor tetap diperiksa secara intensif oleh penyidik.

"Sementara kami tetap melakukan pemeriksaan," katanya.

(frd/chri)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional