Gus Muhdlor Didakwa Terima Dana Pemotongan Insentif BPPD Sidoarjo

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Sidoarjo, CNN Indonesia --

Mantan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor didakwa menerima biaya hasil pemotongan insentif pegawai Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Kabupaten Sidoarjo.

Gus Muhdlor terlihat mengenakan batik dan kopyah hitam saat menghadiri sidang di ruang Candra, Senin (30/9). Dia juga tampak ditemani oleh keluarganya.

Dakwaan bacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Arief Usman di sidang persana, di Pengadilan Negeri (PN) Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya, di Sidoarjo, Senin (30/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terdakwa Ahmad Muhdlor sebagai Bupati Sidoarjo dan Terdakwa Ari Suryono kepala BPPD Sidoarjo bersama-sama juga Siskawati sebagai kepala kepegawaian, meminta menerima alias memotong pembayaran pegawai negeri alias biaya nan lain alias biaya kas umum," kata JPU Arief.

Lanjutnya, Ahmad Muhdlor diduga menerima pembagian duit dengan Terdakwa Ari Suryono dengan rincian Gus Muhdlor mendapat Rp1,46 Miliar, sedangkan Terdakwa Ari menerima sebesar Rp7,133 Miliar.

Pemotongan insentif ini dilakukan Ari Suryono dan Siska Wati, sejak triwulan keempat pada tahun 2021 hingga triwulan keempat pada tahun 2023, dengan total duit Rp8,544 miliar.

Arief menyebut, terdakwa Muhdlor dikenakan dakwaan pertama, lantaran melanggar Pasal 12 huruf F, Jo Pasal 16 UU RI No 20 tahun 2021 tentang perubahan atas UU RI No 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 kesatu Jo Pasal 64 Ayat 1 KUHP.

Dakwaan Kedua, terdakwa Ahmad Muhdlor didakwa melanggar Pasal 12 Huruf E Jo Pasal 18 UU RI 20 Tahun 2021 tentang perubahan atas UU RI No 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 kesatu Jo Pasal 64 Ayat 1 KUHP.

Gus Muhdlor melalui pengacaranya, Mustofa Abidin, menyebut, pihaknya tidak bakal mengusulkan eksepsi alias nota keberatan atas dakwaan JPU tersebut.
"Kami tidak menyiapkan waktu untuk mengusulkan eksepsi dan meminta majelis pengadil untuk melanjutkan sidang," kata Mustofa.

Diketahui, perkara ini bermulai saat KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kantor BPPD Sidoarjo, Jalan Pahlawan, Sidoarjo pada 25 Januari 2024 lalu, mengenai dengan pemotongan insentif pajak pegawai BPPD Sidoarjo.

KPK mengamankan 11 orang dari OTT tersebut, termasuk terdakwa Ari Suryono eks Kepala BPPD dan terdakwa Kasubag umum dan kepegawaian BPPD Sidoarjo.

Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor ditetapkan sebagai tersangka berbareng Kepala BPPD Ari Suryono dan Kasubbag BPPD Siska Wati.

Mereka diduga terlibat dalam pemotongan insentif ASN BPPD Kabupaten Sidoarjo dengan besaran potongan mulai dari 10 persen hingga 30 persen dari insentif nan semestinya diterima.

(frd/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional