TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty meminta agar PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengoptimalkan pelayanan jemaah haji baik keberangkatan dan kepulangan pada 2025.
“Ke depan kudu ada optimalisasi, lantaran jika dari tahun sebelumnya ada saja kesalahan nan sama, ini kan tentunya ada nan salah,” katanya dalam rapat kerja di Komisi VI DPR di Senayan, Rabu, 3 Juli 2024.
Evita mengatakan penerbangan jemaah haji 2024 menjadi sorotan publik, khususnya perihal keterlambatan pemulangan jemaah. Ia mengingatkan agar Garuda Indonesia segera menginformasikan ke jemaah jika ada indikasi keterlambatan.
“Kami prihatin atas keterlambatan itu, tapi ini tetap ada kloter kedua kepulangan haji ke Indonesia. Orang jika dikasih tahu pasti bisa menerima,” kata Evita.
Sementara untuk penerbangan haji 2025, dia menyarankan agar Garuda Indonesia membuka kesempatan pada maskapai lain guna turut melayani jemaah haji dari Indonesia. “Kalau memang dirasa armada Garuda untuk belum cukup, ya dibuka kesempatan untuk maskapai lain. Makanya kudu ada solusi agar apa nan dialami 2024 tak bakal terjadi lagi,” ujarnya.
Menjawab itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, kebenaran di lapangan sangat menantang, sehingga bisa terjadi keterlambatan pemulangan. “Tiba-tiba airport penuh, suhu udara juga menentukan. Makanya kami sediakan dua transit di Medan dan Haiderabad, India,” ujarnya.
Irfan mengatakan, Garuda Indonesia juga kudu kembali meminta izin penerbangan jika jam dan jenis pesawatnya berbeda. Ada pula, kata Irfan, mengenai waktu/ketentuan terbang awak pesawat, nan tak boleh dilanggar.
Iklan
“Itu kudu ikut patokan lantaran berisiko lisensi kami dicabut. Jadi bisa saja pesawat sudah siap, jemaah sudah siap, tak ada pilot nan sudah siap,” kata Irfan.
Sesuai dengan perjanjian kerja sama Haji 2024 Garuda Indonesia dengan Kementerian Agama pada 22 Februari 2024, maka Garuda Indonesia bakal menerbangkan 109,072 jemaah dengan 292 kloter alias penerbangan dari 9 embarkasi, di antaranya Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Balikpapan, Banjarmasin, Ujung Pandang, dan Lombok.
“Ada dua kejadian sebelum keberangkatan. Sebenarnya satu kejadian hanya berakibat ke lainnya, ialah munculnya percikan api di salah satu engine di pesawat 747 (Boeing 747-400) dari Makassar, untuk itu kami menggantikan dua penerbangan reguler,” kata dia.
Irfan juga menyampaikan adanya persoalan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-6239 rute Solo-Jeddah mengalami return to base (RTB) alias kembali ke airport keberangkatan Bandara Adi Soemarmo, Selasa, 2 Juli 2024.
Pilihan Editor: Kritisi Rencana Pemerintah Bentuk Family Office, Pengamat: Ada Kebutuhan Rakyat nan Lebih Mendesak