Anggota DPR Sebut Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan saat ini 70 persen pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi adalah orang nan tidak mempunyai kewenangan untuk mendapatkan jenis bahan bakar subsidi. Menurutnya, adanya perampasan kewenangan dalam bahan bakar subsidi itu merupakan bagian dari pemborosan.

Lebih lanjut, Eddy mengungkapkan jika penggunaan bahan bakar bersubsidi nan tidak tepat sasaran, maka anggarannya dapat dialokasikan menjadi pemanfaatan sektor ekonomi pembangunan lainnya. 

"Boleh dikatakan sekarang 70 persen dari pengguna BBM bersubsidi adalah mereka nan tidak berhak. Jadi artinya ada pemborosan dari BBM bersubsidi itu, padahal jika anggaran itu bisa dihemat dan dipergunakan untuk sektor pembangunan ekonomi lainnya ya tentukan itu bisa sangat bermanfaat," jelas Eddy saat ditemui wartawan di Auditorium Mega Bank Jakarta pada, Rabu, 11 September 2024.

Sementara itu, Eddy menilai bahwa saat ini tidak ada penimbunan mengenai BBM bersubsidi itu. Hal tersebut, kata dia, rumor penimbunan BBM bersubsidi disebabkan sering terjadinya jenis bahan bakar Pertalite dan Solar nan kerap lenyap di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum alias SPBU.

"Kalau penimbunan saya kira abdi negara penegak norma langsung bergerak jika Pertamina distribusinya itu tentu pasti bakal lancar, jika ada laporan ke kami pasti kami bakal melakukan pemanggilan terhadap Pertamina untuk meminta masukan Pertamina dalam perihal ini," kata Eddy. 

Menurut Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), dia tidak memandang adanya unsur kesengajaan penimbunan BBM bersubsidi nan dilakukan oleh pihak Pertamina. Meskipun demikian, Eddy menegaskan adanya penimbunan itu selalu terjadi, namun dilakukan secara sporadis alias tidak dilakukan secara umum.

"Tetapi kami tidak memandang seperti itu, tetapi secara sporadis ada, tetapi saya tidak memandang bahwa ada kesengajaan untuk membatasi Pertalite kedepannya," ungkapnya.

Iklan

Eddy menyatakan bahwa saat ini masyarakat juga membeli jenis bahan bakar non-subsidi. Ia mengatakan jenis bahan bakar itu ialah Pertamax.

Meskipun demikian, Eddy mengungkapkan masyarakat nan menggunakan jenis bahan bakar Pertamax, adalah pengguna nan memahami kapabilitas konsumsi kendaraannya. Ia menilai bahwa jenis bahan bakar Pertamax nantinya tidak mengalami lonjakan nilai nan signifikan.

"Jangan salah juga ya bahwa Pertamax itu juga sekarang cukup dibeli oleh masyarakat terutama masyarakat nan mempunyai kendaraan nan memang hanya bisa mengkonsumsi BBM Pertamax. Sehingga kelak kedepannya juga saya kira lonjakannya tidak bakal terlalu signifikan," ujar Eddy.

Eddy menilai bahwa jika lonjakan nilai nan bakal terjadi bisa dilakukan andaikan sosialisasi nan dilakukan secara tepat. Sehingga, kata dia, kebijakan terhadap kenaikan nilai BBM nantinya dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

"Apalagi jika sosialisasinya itu dilaksanakan secara baik, nan paling krusial sosialisasinya jangan sampai kebijakan nan bermaksud baik itu menjadi jelek hanya lantaran sosialisasinya itu tidak tuntas," Imbuhnya. 

Pilihan Editor: Budi Arie soal Jet Pribadi nan Digunakan Kaesang: Erina Lagi Hamil, Gak Boleh Naik Angkutan Umum

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis