Anggota DPR Sidak RS Kariadi, FK Undip Akui Ada Bully di PPDS Anestesi

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi mengakui telah terjadi tindakan perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi.

Selain itu, anggota Komisi IX DPR melakukan kunjungan namalain inspeksi mendadak (sidak) ke RSUP dr Kariadi, Semarang, Jumat (13/9).

Dugaan perundungan di PPDS Anestesi Undip mencuat setelah kematian master muda Aulia Risma Lestari di bilik kosnya Jalan Lempongsari, Semarang pada 12 Agustus 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aulia diduga mengakhiri hidupnya lantaran mendapat perundungan selama pendidikan di RSUP dr. Kariadi.

"Saya sampaikan hari ini, kami menyadari sepenuhnya menyampaikan dan mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan Dokter Spesialis di internal kami terjadi praktek alias kasus perundungan dalam beragam corak dan derajat dan hal," kata Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko saat konvensi pers di kampus FK Undip Tembalang Semarang, Jumat (13/9).

Dalam kesempatan itu, Yan pun turut menyampaikan permintaan maaf atas tindakan perundungan nan telah terjadi.

"Dengan demikian kami memohon maaf kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan, Kemendikbudristek dan kepada Komisi IX, Komisi X DPR RI, dimana tetap ada kekurangan kami di dalam menjalankan proses pendidikan Dokter Spesialis," ujarnya.

Yan juga menyatakan pihaknya selalu membuka diri kepada seluruh pihak untuk mengawasi dan mengoreksi sehingga proses pendidikan menjadi baik dan bermanfaat.

"Kami juga memohon kepada Pemerintah untuk dapat terus melanjutkan pendidikan PPDS anestesi agar kami dapat memberikan sumbangsih kepada Negara," imbuhnya.

Dalam kesempatan sama, RSUP dr. Kariadi juga menyampaikan pihaknya ikut bertanggung jawab atas tindakan perundungan di lingkungan PPDS anestesi.

"Kami tidak lepas dan ikut bertanggung jawab dalam proses pendidikan anestesi. Makanya kami kepada Kemenkes, Kemendikbudristek, dan seluruh masyarakat kiranya menjadi momentum RSUP Kariadi sebagai salah satu wahana ahli dan ke depannya jadi momentum untuk kita lebih mengevaluasi dan menjadikan perihal ini agar kita mencetak tenaga kesehatan nan baik. Kami minta maaf," tutur Direkur Layanan Operasi Dr Mahabara nan Putra.

Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani yang juga berada di letak konvensi pers itu memuji sikap Undip yang sejak awal sudah terbuka kepada siapa saja nan mau melakukan investigasi praktek perundungan di PPDS Undip.

"Saya mengapresiasi sikap Undip nan sejak awal terbuka dan mempersilakan semua pihak untuk mendalami alias investigasi soal perundungan ini," kata Irma.

Sebelum ke kampus Undip, Irma memandang langsung lingkungan akademis PPDS di RS Kariadi. Salah satu nan disorotinya dalam sidak itu adalah mengenai jam kerja PPDS. Menurutnya, kudu ada izin unik nan membahas mengenai jam rehat para master residen tersebut.

"Ini salah satu nan mau diselesaikan juga diklirkan tadi kan beliau sudah bilang sebenarnya ada jam mereka belajar, ada jam mereka praktik, tapi kan kudu ada juga jam mereka istirahat. Jangan hanya belajar-praktik, belajar-praktik, istirahatnya kapan? Kan nggak ada, kan bikin mereka stres, itu juga nggak boleh nah ini juga kudu kita dudukkan soalnya," kata Irma di RS Kariadi, Jalan Doktor Sutomo, Semarang, Jumat siang mengutip dari detikJateng.

Usai dari RS Kariadi, Irma mendatangi kampus Undip untuk membahas masalah tersebut. Hasil kunjungannya itu kelak bakal dia bawa ke Komisi IX dan Kementerian Kesehatan. Dia berambisi kedua belah pihak tak saling menutupi mengenai masalah perundungan ini. Menurutnya, siapa nan melakukan perundungan itu kudu mendapat sanksi.

"Yang pasti nan ditekankan Komisi IX alias Kementerian Kesehatan adalah ketika mereka masuk di RS kudu diperjelas oleh RS maupun pendidikan bahwa siapa pun nan melakukan bullying alias perundungan jika itu kelak diketahui RS dan pendidikan kudu memberikan punishment ini nggak boleh lagi ini, kudu sudah diubah paradigma seperti ini," kata politikus NasDem itu.

Kasus dugaan perundungan itu sendiri saat ini tengah ditangani Polda Jateng. Polda Jateng telah menerima hasil audit dari Kemenkes dan telah memeriksa setidaknya 17 saksi, termasuk rekan korban.

Sebelumnya, dr. Aulia--mahasiswi PPDS Undip di RS Kariadi--ditemukan meninggal bumi di kosnya di Semarang pada 12 Agustus 2024 lalu. Dia diduga bunuh diri dengan menyuntikkan obat.

Kemenkes menyebut korban sempat mengalami perundungan hingga pemerasan dalam menjalani PPDS. Pihak family kemudian melapor ke Polda Jateng soal dugaan bullying tersebut.

Beberapa waktu lalu, Rektor Undip, Suharmono meminta polemik dan perdebatan mengenai kematian dr Aulia dan dugaan perundungan dihentikan sampai ada hasil investigasi resmi dari kepolisian.

"Saya minta jejeran civitas akademika berakhir berpolemik dan berdebat tentang peristiwa kematian mahasiswa PPDS Fakultas Kedokteran Undip. Stop sekarang juga. Tidak usah membikin pernyataan-pernyataan dan tidak usah terpancing, kita tunggu sampai ada hasil investigasi resmi dari kepolisian," kata Suharnomo di kantornya, Jumat (6/9).

Suharmono juga berambisi pihak-pihak di luar Undip juga melakukan perihal sama agar kepolisian bisa melakukan proses investigasi dengan tenang dan cermat.

(dis/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional