Anggota DPRD Selayar Tertipu Rp385 Juta Agar Anak Lolos Bintara Polri

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Makassar, CNN Indonesia --

Seorang personil DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Tanri Bangun Patta (61) tertipu hingga mengalami kerugian Rp385 juta setelah diiming-imingi anaknya lolos menjadi personil Polri. Kasus tersebut dilaporkan ke pihak kepolisian.

Kuasa norma korban, Irwan Irawan mengatakan bahwa kliennya ditipu dua orang terlapor mengenai penerimaan siswa Bintara di Polda Sulsel.

"Casis ini sudah tidak lolos, kemudian diiming-imingi bisa diloloskan dengan bayar Rp 700 juta," kata Irwan kepada wartawan, Kamis (19/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian korban, kata Irwan memberikan ratusan juta rupiah duit nan dikirimkan ke beberapa rekening secara berjenjang maupun memberikan secara tunai nan dimint terlapor, FA.

"Untuk meyakinkan korban itu sempat anak ini dikarantina di rumah ibu FA itu. Dikarantina, termasuk dicukur plontos seolah-olah memang sudah masuk Bintara," ungkapnya.

Sementara itu, personil majelis Selayar, Tanri Bangun Patta menerangkan dirinya tertipu bermulai ketika berjumpa mantan personil dewan, DS.

"Saya itu datang pas malam pengumuman Bintara Polri. Malam itu saat pengumuman anak saya tidak lulus, lantaran kuota penerimaan di wilayah Selayar katanya hanya lima," kata Tanri.

Di letak acara, kata Tanri, bertemu DS nan merupakan eks personil DPRD Selayar. Kemudian DS mengaku mengenal seorang nan bisa membantu menguruskan anaknya agar lulus menjadi personil Polri melalui kuota khusus.

"DS datangi saya, tapi kebetulan family juga. Dia bilang mau urus, katanya siapa tahu ada jalan. Kemudian dia menyampaikan bahwa saya bakal berjumpa dengan salah satu terlapor," tuturnya.

Kemudian dilakukan komunikasi untuk disepakati tempat letak pertemuan di Kabupaten Gowa, di rumah terlapor FA.

"Ibu itu bilang ada kuota unik untuk bisa lulus. Nah di situ dia bilang kudu bayar, dia minta saat itu Rp700 juta. Setelah itu, dia minta duit Rp200 juta untuk membuka kuota unik dari Mabes Polri," ungkapnya.

Setelah itu, Tanri mengaku hanya mengirimkan duit ke terlapor sebesar Rp100 juta, lantaran saat itu dananya tidak mencukupi.

"Saat itu juga anak saya disuruh tinggal di rumah ibu ini, lantaran mau pengukuran baju polisi. Setelah itu saya langsung pulang. Esok harinya tanggal 7 saya ditelepon lagi untuk datang ke rumah ibu itu lagi dan diminta bawa duit Rp100 juta," terangnya.

Setelah berjumpa dengan FA, kata Tanri dirinya berjumpa dengan terlapor MAT nan mengaku sebagai orang dari Mabes Polri.

"Saya serahkan duit tunai ke MAT, kemudian dia minta Rp 15 juta katanya duit baju. Jadi totalnya sudah saya berikan Rp 215 juta," sebutnya.

Namun, Tanri mengetahui jika dirinya menjadi korban penipuan, setelah memeriksa pengumuman lolos casis Bintara Polri Polda Sulsel, rupanya nama anaknya tidak ada dalam pengumuman lolos menjadi personil Polri.

"Saya hubungi FA, katanya kelak tanggal 12 Juli. Kemudian saya ditelpon diminta kirim duit untuk orang mabes, lantaran mau datang. Jadi saya kirimkan lagi Rp100 juta. Jadi totalnya Rp315 juta. Tapi, tidak ada lagi namanya," katanya.

Tak sampai di situ, kata Tanri, dirinya diminta berjumpa oleh terlapor di salah satu mall di Makassar. Tanri diminta untuk bayar Rp50 juta dengan argumen untuk kepala SPN agar anaknya bisa masuk pendidikan Polri.

"Terus dia minta lagi Rp20 juta untuk kepala SPN. Jadi totalnya Rp385 juta. Masih dijanji lagi, selama ini anak saya dikarantina di sebuah hotel berbareng tujuh orang lainnya," katanya.

Sementara itu mengutip dari situs resmi Polri, tribratanews.polri.go.id, ditulis bahwa 'masyarakat diimbau untuk tidak termakan rayuan makelar alias pihak-pihak manapun nan menjanjikan bakal meluluskan mereka menjadi personil Polri'.

Mabes Polri menegaskan bahwa mesti dicurigai modus penipuan andaikan ada nan meminta bayar sejumlah biaya, saat proses pendaftaran dan seleksi penerimaan personil Polri.

"Cara-cara menyogok, menitipkan ataupun katebelece, sudah tidak ada lagi dalam proses penerimaan personil Polri saat ini. Jadi, siapapun jangan mau diiming-imingi masuk polisi, kalo kudu bayar sejumlah uang," demikian dikutip di situs tersebut.

(mir/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional