Anies Respons UKT Mahal: Negara Harus Alokasikan Anggaran Lebih Banyak

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan merespons polemik biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) nan mahal.

Ia menilai negara kudu segera memutuskan secara bijak kepada pihak mana biaya UKT dibebankan.

"Kalau biaya [dibebankan] kepada keluarga, lebih besar dari pada diambil negara, maka nan bisa merasakan pendidikan tinggi adalah mereka nan sudah makmur," kata dia di Muara Baru, Jakarta Utara, Minggu (19/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies menilai semestinya negara memberi alokasi alias memberi subsidi lebih atas biaya pendidikan tinggi. Tujuannya agar masyarakat nan tak bisa secara ekonomi dapat menikmati bangku pendidikan tinggi.

"Negara kudu alokasikan anggaran lebih banyak, menanggung biaya lebih besar, agar rakyat, keluarga-keluarga kebanyakan bisa kuliah," jelas dia.

Di samping itu Anies menyoroti kalangan penduduk menengah nan kerap kesulitan untuk mendapat support biaya pendidikan tinggi.

Pasalnya, kaum menengah berada di antara garis kemiskinan namun tak bisa dianggap sebagai masyarakat mampu.

"Yang kesulitan itu adalah mahasiswa nan dari kalangan tengah. Mau bilang miskin dia tidak miskin, mau bilang makmur dia keluarganya belum cukup," ucap eks gubernur DKI Jakarta itu.

Menurutnya akses untuk mengenyam pendidikan tinggi kudu diberi secara setara kepada masyarakat. Sebab, dia menganggap pendidikan tinggi sebagai penghubung untuk memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi.

"Yang mendapatkan akses pendidikan tinggi derajat kesempatannya pekerjaanya lebih tinggi, kesempatan sejahtera lebih tinggi, lantaran itu kenapa pendidikan tinggi itu kudu ada alokasi nan lebih banyak sehingga tidak ada situasi seperti sekarang," kata dia.

Sebelumnya, biaya UKT tengah menjadi sorotan lantaran dianggap mahal dan tak berpihak kepada masyarakat miskin.

Mahasiswa ramai-ramai memprotes UKT di perguruan tinggi negeri (PTN) nan kian hari kian melejit. Mahasiswa Universitas Soedirman (Unsoed), misalnya, nan protes lantaran kenaikan duit kuliah mencapai hingga lima kali lipat.

Protes mengenai UKT mahal ini pun diperkeruh dengan respons dari pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan, kuliah alias pendidikan tinggi merupakan pendidikan tersier namalain pilihan nan tidak masuk dalam wajib belajar 12 tahun (SD-SMA).

Oleh karena itu, pemerintah tidak memprioritaskan pendanaan bagi perguruan tinggi.

"Apa konsekuensinya lantaran ini adalah tertiary education? Pendanaan pemerintah untuk pendidikan itu difokuskan, diprioritaskan, untuk pembiayaan wajib belajar," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(can/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional