TEMPO.CO, Jakarta - Suku bunga adalah salah satu aspek ekonomi nan berkedudukan besar dalam kehidupan sehari-hari, mempengaruhi beragam aspek keuangan, mulai dari biaya pinjaman, tabungan, hingga investasi.
Lantas, apa itu suku bunga, gimana langkah kerjanya, dan apa saja akibat kenaikannya terhadap kondisi finansial perseorangan serta perekonomian secara keseluruhan?
Dilansir dari laman Canadian Investment Regulatory Organization, suku kembang adalah biaya nan dibebankan oleh pemberi pinjaman kepada peminjam untuk penggunaan duit selama periode waktu tertentu.
Suku kembang diukur dalam persentase dari jumlah pinjaman alias tabungan. Ketika seseorang meminjam uang, mereka bakal bayar kembang sebagai hadiah atas penggunaan biaya tersebut. Di sisi lain, ketika seseorang menabung duit di bank, mereka mendapatkan kembang sebagai hadiah atas duit nan disimpan.
Suku kembang bisa berkarakter tetap nan berfaedah tidak berubah selama periode waktu tertentu alias berkarakter variabel nan bisa naik alias turun sesuai dengan perubahan di pasar keuangan.
Salah satu akibat terbesar dari kenaikan suku kembang adalah peningkatan biaya pinjaman. Ketika suku kembang naik, kembang nan kudu dibayar atas pinjaman, seperti hipotek, angsuran kendaraan, kartu kredit, alias pinjaman pribadi, juga meningkat.
Akibatnya, orang nan mempunyai pinjaman dengan kembang variabel mungkin kudu bayar lebih banyak setiap bulannya. Hal ini dapat mempengaruhi keahlian perseorangan alias upaya dalam mengelola finansial mereka.
Sebagai contoh, jika seseorang mempunyai pinjaman hipotek dengan kembang variabel, kenaikan suku kembang bakal menyebabkan kenaikan pembayaran bulanan mereka. Jika suku kembang terus meningkat, beban finansial ini bisa menjadi semakin berat, terutama bagi mereka nan sudah mempunyai utang dalam jumlah besar.
Oleh lantaran itu, melunasi utang lebih sigap alias mengamankan pinjaman dengan suku kembang tetap bisa menjadi langkah nan bijak untuk menghadapi kenaikan suku bunga.
Di sisi lain, kenaikan suku bunga juga bisa memberikan untung bagi mereka nan menabung. Rekening tabungan, sertifikat deposito, dan produk tabungan lainnya biasanya menawarkan kembang lebih tinggi ketika suku kembang naik. Hal ini berfaedah duit nan disimpan bakal menghasilkan lebih banyak bunga, sehingga tabungan bisa bertambah lebih cepat.
Suku kembang juga mempunyai akibat signifikan terhadap beragam jenis investasi. Pasar saham, misalnya, condong mengalami penurunan ketika suku kembang naik. Hal ini disebabkan lantaran pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga konsumsi dan investasi upaya bisa berkurang.
Penurunan shopping konsumen dan pengurangan investasi ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami penurunan pendapatan dan laba, nan pada akhirnya bisa membikin nilai saham turun.
Sebaliknya, obligasi biasanya bergerak berlawanan arah dengan suku bunga. Ketika suku kembang naik, nilai pasar obligasi nan ada condong turun, lantaran obligasi baru nan diterbitkan menawarkan suku kembang nan lebih tinggi, membikin obligasi lama menjadi kurang menarik bagi investor.
Salah satu argumen utama di kembali perubahan suku kembang adalah inflasi. Inflasi adalah peningkatan nilai peralatan dan jasa secara umum dalam perekonomian. Ketika inflasi meningkat terlalu tinggi, bank sentral, seperti Bank Indonesia, mungkin meningkatkan suku kembang untuk memperlambat laju inflasi.
Iklan
Kenaikan suku kembang membikin biaya meminjam duit lebih tinggi, sehingga orang condong mengurangi pengeluaran mereka. Penurunan permintaan peralatan dan jasa ini dapat membantu mengendalikan inflasi.
Namun, kenaikan suku kembang juga bisa mempunyai pengaruh samping, seperti memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan investasi. Jika dilakukan secara berlebihan, kenaikan suku kembang bisa memicu resesi, ialah penurunan aktivitas ekonomi nan signifikan.
Suku kembang juga berpengaruh terhadap perencanaan pensiun. Jika suku kembang rendah, penanammodal mungkin kesulitan mendapatkan tingkat pengembalian nan memadai dari investasi mereka, nan dapat mempengaruhi biaya pensiun nan tersedia di masa depan.
Sebaliknya, ketika suku kembang naik, pengembalian investasi dalam instrumen finansial nan aman, seperti obligasi alias simpanan berjangka, menjadi lebih menarik dan dapat memberikan stabilitas finansial bagi mereka nan mendekati masa pensiun.
Namun, bagi mereka nan mempunyai pinjaman mahasiswa alias angsuran dengan suku kembang variabel, kenaikan suku kembang dapat meningkatkan beban utang, membikin pembayaran kembali menjadi lebih mahal.
Kenaikan alias penurunan suku kembang juga dapat menciptakan kesempatan untuk melakukan pembiayaan ulang (refinancing) pinjaman nan ada. Saat suku kembang turun, peminjam dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengusulkan pembiayaan ulang dengan suku kembang nan lebih rendah, sehingga mengurangi pembayaran bulanan dan biaya total pinjaman.
Sebaliknya, saat suku kembang naik, pembiayaan ulang mungkin menjadi kurang menarik lantaran suku kembang nan lebih tinggi. Secara umum, suku kembang sering digunakan sebagai parameter kesehatan ekonomi.
Suku kembang rendah biasanya mendorong pertumbuhan ekonomi dengan langkah memfasilitasi peminjaman dan pengeluaran nan lebih murah, sementara suku kembang tinggi condong memperlambat ekonomi dengan meningkatkan biaya pinjaman dan menurunkan konsumsi.
Bank sentral menggunakan suku kembang sebagai perangkat untuk mengendalikan ekonomi. Saat ekonomi sedang lesu, bank sentral dapat menurunkan suku kembang untuk mendorong peminjaman dan pengeluaran.
Di sisi lain, ketika ekonomi terlalu panas dan inflasi mulai meningkat, bank sentral dapat meningkatkan suku kembang untuk mengurangi permintaan dan menjaga inflasi tetap terkendali.
Jenis-jenis Suku Bunga
Ada beberapa jenis suku kembang nan perlu dipahami, terutama bagi mereka nan terlibat dalam aktivitas keuangan, baik sebagai peminjam alias investor. Beberapa jenis suku kembang nan umum di antaranya:
- Suku Bunga Sederhana: Suku kembang ini hanya dihitung berasas pokok awal pinjaman alias investasi, tanpa memperhitungkan kembang nan sudah dihasilkan sebelumnya.
- Contoh umum dari suku kembang sederhana adalah obligasi jangka pendek.
- Suku Bunga Majemuk: Suku kembang majemuk adalah kembang nan dihitung tidak hanya atas pokok awal tetapi juga atas kembang nan sudah dihasilkan. Produk seperti rekening tabungan berbunga tinggi alias obligasi jangka panjang sering menggunakan suku kembang majemuk.
- Suku Bunga Tetap: Dalam jenis suku kembang ini, tingkat kembang tetap konstan sepanjang periode pinjaman alias investasi. Ini memberikan kepastian bagi peminjam alias penanammodal tentang jumlah pembayaran alias pengembalian nan bakal diterima.
- Suku Bunga Variabel: Suku kembang ini dapat berubah sepanjang waktu, tergantung pada kondisi pasar. Ini berfaedah pembayaran kembang dapat naik alias turun, nan mempengaruhi biaya pinjaman alias tingkat pengembalian investasi.
CIRO.CA
Pilihan editor: Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini Diprediksi Fluktuatif Besok