Aset BTN akan Capai Rp500 Triliun di 2025

Sedang Trending 4 jam yang lalu

INFO BISNIS - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis hingga akhir 2025 aset perseroan bakal tembus Rp500 triliun. Hal ini seiring dengan perolehan aset BTN hingga akhir 2024 nan sebesar Rp469,61 triliun nan naik 7 persen dibandingkan tahun 2023 nan sebesar Rp438,75 triliun.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, mengatakan, di tengah dinamika makroekonomi nan terus berkembang, BTN telah menyiapkan beragam inisiatif strategis untuk going beyond mortgage dengan solusi perbankan nan komprehensif pada tahun 2025 dalam rangka menciptakan pertumbuhan upaya nan lebih sustainable, sehat, dan solid. "Optimisme kami juga didorong oleh komitmen pemerintah untuk menyediakan kediaman layak dan terjangkau kepada seluruh rakyat Indonesia melalui Program Tiga Juta Rumah,” kata Nixon, Selasa, 11 Februari 2025.

Nixon menjelaskan, kepercayaan perseroan aset bakal tembus Rp500 triliun ditopang oleh pertumbuhan angsuran dan biaya pihak ketiga (DPK) nan solid. Sepanjang tahun 2024, BTN sukses membukukan penyaluran angsuran dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun alias tumbuh sebesar 7,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode nan sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun.

Nixon mengatakan, penyaluran angsuran BTN pada 2024 terutama didorong oleh upaya KPR baik Subsidi maupun Non Subsidi seiring dengan permintaan nan terus meningkat terhadap kepemilkan rumah. Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun, naik 7,5 persen yoy dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, KPR Non Subsidi BTN bertumbuh 10,2 persen yoy menjadi Rp105,95 triliun pada akhir 2024.

Selain itu, BTN juga membukukan pertumbuhan di segmen angsuran bermargin tinggi (high-yield loans), ialah Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) mencapai 13,9 persen yoy alias menjadi Rp16,4 triliun pada akhir 2024. Nixon menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh beberapa inisiatif strategis, seperti contohnya kerja sama dengan lembaga finansial non bank untuk KUR, meningkatkan jasa payroll untuk KRING, dan cross-selling melalui beberapa pengguna lembaga utama BTN untuk KAR.

Kualitas penyaluran angsuran BTN juga dijaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, sehingga rasio angsuran bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat di level 3,16 persen dan diyakini bakal terus menurun ke level di bawah 3 persen pada 2025. “Kami menerapkan teknologi untuk menerapkan manajemen akibat nan terintegrasi dan ketat dalam rangka menurunkan NPL ke level nan lebih sustainable,” ujar Nixon.

Di sisi perolehan biaya masyarakat, pada tahun 2024 BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1 persen yoy menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 nan sebesar 349,93 triliun. Pertumbuhan DPK ini didukung oleh peningkatan biaya murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA) nan kontribusinya mencapai 54,1 persen terhadap total DPK, naik jika dibandingkan tahun 2023 sebesar 53,7 persen. Pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 tercatat mencapai 9,8 persen yoy dibandingkan tahun 2023.

Nixon mengatakan, pertumbuhan DPK BTN lebih tinggi dari pertumbuhan DPK industri nan sebesar 4,48 persen yoy pada akhir 2024 sejalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi biaya murah ritel dan lembaga menengah, termasuk dari digital channel. Komitmen tersebut diwujudkan melalui inisiatif transformasi aplikasi mobile banking BTN ialah BTN Mobile menjadi Bale by BTN.

Nixon menjelaskan, BTN mencatat pertumbuhan nan pesat di upaya digitalnya sejak BTN Mobile diperbaharui pada 2023. Jumlah pengguna Bale by BTN nan sebelumnya berjulukan BTN Mobile telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024, meningkat 107% yoy dibandingkan tahun 2023. "Kami optimistis jumlah user dapat mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada tahun ini,” ujarnya.

Nixon menegaskan, hingga akhir 2024 BTN sukses menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8 persen. Level LDR nan terjaga tersebut menunjukkan keahlian perseroan untuk mengelola likuiditasnya di tengah persaingan nan ketat di industri perbankan.

Sementara itu, BTN membukukan untung bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024. Nixon mengatakan, BTN optimistis bahwa total aset dapat menembus Rp500 triliun pada akhir 2025 ditopang oleh prospek pertumbuhan nan positif.

Seiring dengan tindakan korporasi BTN untuk menyapih unit upaya syariahnya, ialah BTN Syariah menjadi Bank Umum Syariah nan ditargetkan rampung pada tahun 2025, pertumbuhan solid juga tercermin dari keahlian BTN Syariah di sepanjang 2024.

BTN Syariah membukukan untung bersih sebesar Rp872 miliar pada akhir 2024, meningkat 24,2 persen yoy dari tahun 2023 sebesar Rp702 miliar. Peningkatan untung bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan nan meningkat 18,3 persen yoy menjadi Rp44 triliun dibandingkan Rp37 triliun pada tahun 2023. 

Sementara itu, pertumbuhan double digit juga terlihat dalam perolehan DPK BTN Syariah, nan mencapai 18,7 persen yoy menjadi Rp50 triliun. Pencapaian di sisi pembiayaan dan DPK tersebut menopang peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61 triliun pada akhir tahun 2024, naik 11,6 persen yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp54 triliun.

“Pertumbuhan upaya syariah nan pesat selama tahun 2024 menjadi modal nan kuat bagi unit upaya syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru. Kami optimistis BTN Syariah bakal menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan expertise-nya di bagian pembiayaan perumahan berbasis syariah,” kata Nixon. (*)

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis