TEMPO.CO, Jakarta - AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya nan telah beredar dan dijual di seluruh dunia. Sebelumnya, Pengadilan Inggris menyidangkan tuntutan terhadap raksasa farmasi asal Swedia itu lantaran vaksin untuk melawan virus corona menyebabkan kematian dan cedera serius, termasuk TTS–Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia.
Namun perusahaan itu menegaskan bahwa penarikan itu, tidak mengenai dengan kasus norma nan menjerat mereka di Pengadilan Inggris.
AstraZeneca seperti dikutip instansi buletin Sputnik, Selasa, 14 Mei 2024, menyatakan bahwa penarikan dilakukan lantaran argumen komersial, dan menambahkan bahwa terdapat banyak vaksin di pasaran nan ditujukan untuk melawan jenis baru Covid-19.
Permohonan penarikan vaksin, nan dijual dengan merek Covishield dan Vaxzevria, dari Uni Eropa dilakukan pada 5 Maret 2024 dan mulai bertindak 7 Mei 2024, demikian pernyataan perusahaan tersebut seperti dilaporkan surat kabar The Telegraph.
Permohonan serupa diperkirakan bakal diajukan dalam beberapa bulan mendatang di Inggris dan di negara-negara lain nan telah menyetujui vaksin tersebut.
“Kami bakal berkolaborasi dengan otoritas pengatur secara dunia untuk memulai penarikan izin edar Vaxzevria, di mana diperkirakan tidak ada permintaan komersial untuk vaksin tersebut di masa depan,” kata AstraZeneca.
AstraZeneca mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan lantaran argumen komersial, dan menambahkan bahwa terdapat banyak vaksin di pasaran nan ditujukan untuk melawan jenis baru Covid-19.
Pada saat nan sama, mereka bersikeras bahwa keputusan penarikan vaksin tersebut tidak mengenai dengan kasus pengadilan baru-baru ini mengenai pengaruh samping vaksin.
Pada April lalu, muncul laporan bahwa AstraZeneca untuk pertama kalinya mengakui dalam arsip hukum, nan diserahkan ke pengadilan Inggris pada Februari, bahwa vaksin COVID-19 buatannya bisa memicu pengaruh samping nan jarang terjadi.
Efek samping nan dimaksud adalah trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS), nan menyebabkan pembekuan darah dan rendahnya jumlah trombosit darah.
Kontroversi Vaksin AstraZeneca
AstraZeneca sebelumnya mengakui adanya pengaruh samping nan jarang terjadi dalam vaksin Covid-19 miliknya. Pengakuan ini tercantum dalam arsip pengadilan sehingga membuka jalan bagi pembayaran norma senilai jutaan pound.
Vaksin AstraZeneca digugat lantaran menyebabkan kematian dan cedera serius, termasuk TTS–Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia. Sindrom ini menyebabkan orang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit darah rendah.
Dalam arsip norma nan diserahkan ke Pengadilan Tinggi Inggris pada Februari lalu, raksasa farmasi tersebut mengaku bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan TTS. Namun kasus tersebut sangat jarang terjadi.
“Diakui bahwa vaksin AZ, dalam kasus nan sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme penyebabnya tidak diketahui,” kata perusahaan tersebut dalam arsip nan menjadi buletin utama beberapa bulan setelah diserahkan.
Berikutnya: Mengenal Trombositopenia