TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas), Budi Saddewa Soediro, mengatakan perusahaan butuh tambahan penyertaan modal negara (PMN) Rp 2 triliun tahun depan. Dana ini diperlukan untuk mendukung Presiden Prabowo Subianto mewujudkan program 3 juta rumah.
Menurut dia, rencana penambahan bakal diusulkan oleh badan upaya milik negara (BUMN) sektor perumahan itu. “Dengan program ini kami berambisi untuk mengusulkan sampai jadi Rp 2 triliun,” kata Budi kepada Tempo di sela peninjauan contoh perumahan berbareng Menteri BUMN dan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Rabu, 27 November 2024.
Keinginan untuk menambah PMN, kata Budi, diajukan agar perusahaan mempunyai kapabilitas untuk mengakselerasi program-program nan ditugaskan. Namun keputusan penambahan tergantung kesiapan dan pertimbangan dari pemerintah. “Baru bakal minta. Jadi prosesnya bakal panjang,” ujarnya.
Sebelumnya penambahan PMN 2025 untuk Perumnas telah diajukan dan dibahas dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat pada Juli lalu. Perusahaan mengusulkan tambahan PMN sebesar Rp 1 triliun tahun depan. Dana tersebut bakal digunakan untuk menyelesaikan beberapa proyek perumahan rakyat nan tersebar di beberapa kota, terutama pada area-area di mana terdapat backlog perumahan.
Artinya, kata Budi, butuh tambahan Rp 1 triliun lagi dangan adanya sasaran program tiga juta rumah bagi masyarakat. Berdasarkan info Susenas 2023, tetap terdapat backlog kepemilikan rumah sebesar 9,9 juta unit. Dia mengatakan dengan adanya program percepatan penyedian rumah dari presiden Prabowo, diharapkan masalah tersebut bisa sigap teratasi.
Sebagai developer pemerintah, menurut dia Perumnas kudu siap untuk menyukseskan program pemerintah tersebut. “Kita punya aset banyak, di mana itu memang dikendali oleh perumahan, disupport oleh perumahan, kita bisa berdayakan,” ujarnya.