TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah berupaya menanggulangi banjir dan rob di pesisir Tambak Lorok Semarang, Jawa Tengah, dengan membangun tanggul laut. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan proyek pembangunan pengendali banjir dan rob di area seluas 56 hektare ini sudah berprogres 85 persen.
Untuk mengatasi rob, Basuki menjelaskan pemerintah membangun dan tanggul sepanjang 3,6 kilometer. "Ini sudah nutup semua," kata Basuki di usai meninjau proyek tersebut berbareng Presiden Jokowi pada Senin, 17 Juni 2024.
Selain itu, Kementerian PUPR membangun dua kolam retensi alias kolam penampungan seluas 8 hektare dan 12 hektare. Nantinya, Basuki mengatakan air bakal ditampung di kolam tersebut. Proyek ini juga mencakup pembangunan rumah pompa dengan kapabilitas 3x500 liter per detik.
"Ada tiga pompa, 3x500 liter per detik. Dua dioperasikan, satu untuk cadangan," kata dia. "Dengan demikian, bisa kita atasi rob."
Pemerintah menargetkan proyek ini rampung pada Agustus 2024 mendatang. Selain menjadi langkah mengatasi rob, proyek tanggul laut Semarang sekaligus untuk menata area kampung nelayan. Kawasan kediaman tersebut, Basuki menambahkan, bakal digarap Pemkot Semarang.
Lebih lanjut Basuki menuturkan proyek tanggul laut Semarang nantinya bakal menjadi percontohan untuk wilayah pantai utara alias Pantura lainnya. Hal ini seiring terjadinya kejadian land subsidence alias penurunan permukaan tanah di area Pantura.
Mengutip papan info pembangunan tanggul pengendali banjir dan rob di Tambak Lorok, proyek ini dibangun Kementerian PUPR sejak Desember 2022. Proyek ini disebut berfaedah untuk melindungi area Tambak Lorok dari banjir seluas 55,99 hektare dengan jumlah masyarakat 11.056 jiwa. Kemudian, melindungi area Tambak Lorok dari pengikisan pantai sepanjang 2.120 kilometer, serta unttuk mendukung pengembangan wisata bahari.
Pilihan Editor: Basuki Hadimuljono Ajak WNI di Uzbekistan Ikut Bangun IKN