BEM FISIP Unair Masih Dapat Ancaman Usai Aksi Karangan Bunga Satire

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Surabaya, CNN Indonesia --

Intimidasi dan serangan siber nan didapatkan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) Tuffahati Ullyyah Bachtiar masih terjadi. Bukan hanya Tuffa, apalagi puluhan rekannya nan menjadi pengurus BEM disebut turut jadi sasaran.

Hal itu terjadi usai pihaknya mengkritik pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melalui karangan kembang satire, sejak, Selasa (22/10) lampau hingga kini. Bahkan akibat pemasangan karangan kembang itu, BEM FISIP sempat dibekukan Dekanat.

Belakangan pembekuan itu telah dicabut pihak kampus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pembekuan telah dicabut, serangan siber justru makin deras. Intimidasi itu berupa pesan-pesan ancaman nan diterimanya melalui panggilan telepon nomor tak dikenal, video call, serta komentar negatif di media sosial.

Tuffa mengatakan intimidasi itu dialaminya berbareng 20-an pengurus BEM lainnya. Akun pribadi milik mereka, termasuk akun resmi BEM FISIP Unair tak luput dari komentar bersuara kebencian dan merendahkan.

"Ini semua ada di media sosial BEM FISIP, media sosial saya dan semua fungsionaris nyaris semua kena, dan itu cukup mengganggu," kata Tuffa kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/10).

"Bentuk [intimidasinya] adalah body shaming nan pertama, kemudian narasi setelah [lulus dari] kampus bakal susah mendapat pekerjaan dan sebetulnya nan paling banyak adalah tentang body shaming," imbuhnya.

Selain itu, sambungnya, ada pula nan memberikan ancaman jika berjumpa di jalan.

"Kemudian menyumpahkan hal-hal nan tidak baik, ke nyaris semua pun ada juga ancaman bahwasanya teman-teman ketika ada di jalan akan,dapat ancaman fisik, rawan ketika ada di jalan dan sebagainya," ujar wanita berkerudung itu.

Tak hanya itu, komentar-komentar tersebut juga diunggah secara masif, dalam waktu nan berdekatan dan dengan narasi nan seragam. Menurutnya perihal itu janggal.

"Yang janggal itu narasinya sama semua dan masif. Selisih komennya tidak ada satu detik," ucapnya.

Selain itu, kata Tuffa, sebelumnya beberapa nomor tak dikenal juga menghubunginya melalui WhatsApp.

Mereka menyampaikan pesan intimidasi dengan narasi nyaris seragam ialah soal keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga ucapan angan nan tidak baik kepadanya.

"Narasi nan dibawakan kurang lebihnya sama semua. Mengglorifikasi program Jokowi, mengancam, mendoakan nan tidak baik," paparnya.

Tuffa menerangkan salah satu pesan intimidasi itu berbunyi, 'Seandainya orang tua Anda nan menjadi presiden lampau diberi umpatan-umpatan bajingan-bajingan, apakah Anda terima? Saya malu loh sekelas UNAIR mahasiswanya apa tidak diajarkan sopan santun dalam berbicara'.

Nomor tak dikenal lainnya juga menuliskan, 'Apa Anda buta apa saja pencapaian Jokowi dalam 10 tahun membangun Indonesia, salah satunya membangun prasarana lohh kak, program seperti BPJS, KIP, pembangunan prasarana sangat terasa bagi masyarakat Indonesia loh'.

Intimidasi dan serangan siber nan didapatkan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) Tuffahati Ullyyah Bachtiar makin masif. Bahkan puluhan pengurus BEM lainnya turut jadi sasaran.Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) Tuffahati Ullyyah Bachtiar menunjukkan beberapa unggahan intimidasi ke akun media sosial. (CNN Indonesia/Farid)

BEM FISIP Unair tak takut

Meski demikian, Tuffa meminta agar seluruh pengurus BEM FISIP tidak takut dengan serangan siber tersebut. Dia menegaskan pihaknya kudu tetap kritis apapun nan terjadi.

"Teman-teman dan rekan mahasiswa tidak perlu takut, serta agar senantiasa menyampaikan kritik, sekeras apapun kepada pihak nan bersangkutan, budaya konstruktif tersebut kudu tetap dilestarikan, lantaran mahasiswa mempunyai kegunaan sebagai iron stock dan watch dog bagi rezim nan berkuasa," kata dia.

Atas beragam serangan siber nan dialami, BEM FISIP Unair bakal berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya. Saat ini, mereka tetap menginventarisasi narasi-narasi serangan siber tersebut.

"Kita tetap berupaya untuk menginventarisir apa nan menjadi ancaman kemudian motifnya, apa narasinya apa dan itu bakal membikin sebuah wacana baru tentang gimana kebebasan berekspresi ini diancam dengan serangan siber nan motifnya itu sama dan bergeraknya itu secara masif," ujar Tuffa.

BEM FISIP Unair sempat dibekukan dekanat kampus itu setelah memasang karangan kembang bersuara satire nan menyindir pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Selasa (22/10).

Karangan kembang itu ditempatkan di Taman Barat FISIP Unair dengan tulisan, 'Selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia nan lahir dari rahim haram konstitusi'.

Kemudian, terdapat foto Prabowo dengan keterangan 'Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar)' dan foto Gibran dengan keterangan 'admin Fufufafa'. Lalu, tertulis karangan kembang itu dari 'Mulyono, bajingan penghancur demokrasi'.

Merespons karangan bunga--yang fotonya lalu viral--Komisi Etik Fakultas kemudian meminta keterangan BEM FISIP pada Jumat (25/10). Kemudian, pada sore harinya, Dekanat FISIP Unair secara resmi membekukan kepengurusan BEM FISIP melalui surat No 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 nan ditandatangani oleh Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto.

Bagong menegaskan argumen pihaknya membekukan kepengurusan BEM FISIP, adalah lantaran diksi 'bajingan' nan digunakan pada karangan kembang itu. Hal tersebut tak menunjukkan etika seorang mahasiswa.

Menurut dia, ucapan selamat kepada Prabowo-Gibran nan disampaikan BEM lewat karangan kembang bukanlah corak satire, tapi sudah masuk kategori hate speech alias ujaran kebencian.

"Itu bukan satire. Ini juga saya meluruskan. Itu sarkasme. Satire tidak seperti itu. Jadi nan saya persoalkan justru ini masuk pada wilayah hate speech," kata Bagong saat diwawancara di Kampus B Unair, Surabaya, Senin (28/10).

Namun, usai melakukan pertemuan dengan Tuffa dan jejeran pengurus BEM FISIP, Bagong akhirnya mencabut pembekuan itu.

"Kami sudah berjumpa sudah berbincang dari hati ke hati, intinya detik ini juga dekanat bakal mencabut SK (surat keputusan) pembekuan kepengurusan BEM FISIP Unair," ucapnya.

Bagong menjamin BEM alias mahasiswa FISIP Unair lainnya tetap mendapat kebebasan untuk menyampaikan aspirasi dan kritik sosial politik. Asal perihal itu dilakukan dengan tanggung jawab dan tak keluar dari etika akademik.

(frd/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional