BNN Ungkap Hasil Tes Bakal Cawabup Maros Positif Metamfetamin

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Sabtu, 21 Sep 2024 02:15 WIB

BNN Provinsi Sulsel menyebut pemeriksaan narkotika terhadap bakal calon kepala wilayah nan dilakukan BNNP menggunakan rapid tes 7 parameter. Ketua Tim Pemeriksa Narkotika Pilkada Sulsel 2024, Sudarianto mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan narkotika terhadap seluruh bakal calon kepala wilayah di wilayahnya, namun satu orang positif narkoba. Ilustrasi (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Makassar, CNN Indonesia --

Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan membeberkan hasil tes narkotika terhadap bakal calon Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari nan dinyatakan KPU tidak memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan kesehatan.

Ketua Tim Pemeriksa Narkotika Pilkada Sulsel 2024, Sudarianto mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan narkotika terhadap seluruh bakal calon kepala wilayah di wilayahnya, namun satu orang positif narkoba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari 140 nan kami lakukan tes urine, terindikasi satu orang positif, ialah (bakal) calon wakil bupati Maros," kata Sudarianto di akun YouTube BNNP Sulsel, Jumat (20/9).

Sudarianto menyebut pemeriksaan narkotika terhadap bakal calon kepala wilayah nan dilakukan BNNP menggunakan rapid tes 7 parameter.

"Nah, ini dilakukan secara ahli dengan menggunakan rapid tes 7 parameter. Pemeriksaan ini dilakukan tiga kali, lantaran pada tes pertama ditemukan hasil nan positif. Maka untuk memastikan dilakukan lagi tes kedua," ungkapnya.

Sesuai dengan standar operasional, kata Sudarianto sehingga dilakukan tes konfirmasi ke pusat laboratorium BNN Cabang Makassar dan hasilnya positif juga.

"Jadi, laboratorium BNN ini dapat mendeteksi, dapat mengurai hasilnya jika itu nan dikonsumsi adalah obat batuk, dia bakal menunjuk obat batuk, nama obatnya," jelasnya.

"Begitupun obat tidur, dan pada pemeriksaan kali ini langsung menunjuk metamfetamine," katanya.

Sudarianto menjelaskan pemeriksaan narkotika dengan menggunakan media urine, hanya bisa terdeteksi satu hingga lima hari saja. Sedangkan, jika sudah lebih 10 hari tidak terdeteksi dengan rapid tes lagi.

"Olehnya itu, bagi penyalahgunaan narkoba bisa melaporkan diri ke BNN, tidak dipidana, melainkan diberikan program rehabilitasi dalam upaya pemulihan penyalahgunaan narkoba," ujarnya.

(mir/fra)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional