CNN Indonesia
Jumat, 10 Mei 2024 17:59 WIB
Makassar, CNN Indonesia --
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju menemukan kuman dari sampel pemberian makanan tambahan (PMT) pencegah stunting nan menyebabkan 42 balita keracunan di Majene, Sulawesi Barat.
Kepala BPOM Mamuju, Suliyanto mengatakan pihaknya telah memeriksa sampel makanan jenis bubur tersebut. Dia menyebut sampel makanan itu sudah dalam keadaan basi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil uji sementara memang ditemukan (bakteri) E. coli. E coli ini bisa muncul di makanan nan sudah basi," kata Suliyanto kepada wartawan, Jumat (10/5).
Meski telah ditemukan kuman dalam bubur tersebut, kata Suliyanto, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab keracunan terhadap 42 balita di Majene setelah mengonsumsi PMT untuk mencegah stunting.
"Karena kita enggak tahu munculnya (bakteri) E.Coli ini pada saat makanan sudah dikonsumsi anak-anak itu sudah ada E. coli-nya alias E. coli ini muncul pada saat makanan ini sudah lama dikirimkan ke kami. Karena jarak waktu antara pembuatan hingga dibawa ke Lab kami itu kan sudah lama," ungkapnya.
"Jadi itulah perihal nan kami tidak tahu persisnya. Jadi apakah kemungkinan lantaran sudah lama alias awalnya sudah ada E. colinya," sambungnya.
Sementara ini, kata Suliyanto, pihaknya tetap terus melakukan pemeriksaan terhadap sampel makanan bubur nan dikonsumsi oleh 42 balita tersebut.
"Kita tetap cari lebih lanjut, apakah ada kandungan lain berbahaya," ujarnya.
Kasus keracunan 42 balita di Majene, Sulawesi Barat ini, pun telah ditangani pihak kepolisian dengan memeriksa tiga orang saksi.
"Saksi ada tiga, dari pihak master dinas kesehatan, dari dinas pemberdayaan wanita dan anak nan mengelola makanan, terus dari puskesmas," kata Kasi Humas Polres Majene, Iptu Suyuti kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/5).
(mir/pmg)
[Gambas:Video CNN]