Cerita Soal Jokowi, Komarudin Peringatkan Cakada PDIP Tak Berkhianat

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Ambon, CNN Indonesia --

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun mewanti-wanti kepada para bakal calon kepala wilayah dari PDIP untuk tidak menjadi penghianat.

Hal tersebut disampaikan Komarudin saat membuka Rapat Kerja Daerah Khusus PDIP Provinsi Maluku di Suli, Maluku Tengah, Minggu (15/9).

Rapat dihadiri para calon kepala wilayah dari provinsi Maluku, antara lain bakal calon Gubernur Maluku Jefrry Apoly Rahawarin, bakal calon bupati Seram Barat Samson Atapary, bakal calon Maluku Tengah, Tina Tetelepta, bakal calon Seram Bagian Timur, Abdul Malik Kastela, bakal calon walikota, Bodewin Wattimena, bakal calon Buru Selatan Safitri Malik Soulisa, bakal calon walikota Tual, Usman Tamnge, bakal calon bupati Maluku Tenggara Muhammad Taher Hanubun dan bakal calon bupati Buru Aziz Hentihu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berpesan jika terpilih menjadi Gubernur dan Bupati dan wali kota, perihal pertama nan kudu diperhatikan adalah kesejahteraan rakyat dan tak lupa partai pengusung.

Komar lalu menyinggung sosok Joko Widodo, presiden nan merintis pekerjaan politiknya dari wali kota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta lewat PDIP.

Komar menyebut Jokowi dulu ketika masuk Jakarta, tidak punya modal namalain tak punya duit.

"Jokowi nan jadi penghianat kepada PDI Perjuangan, Jokowi dulu masuk Jakarta bukan siapa-siapanya. Saya menceritakan itu bukan bagian dari saya memfitnah lantaran kami sudah membikin dia Jokowi jadi manusia," ujarnya.

Komar menyatakan PDIP nan membesarkan nama Jokowi. Saat ke Jakarta, kata dia, Jokowi datang dengan modal pas-pasan. Tak hanya itu, Komar menuturkan Jokowi sempat mendapat penolakan dan tidak didukung penduduk Jakarta.

"Jokowi ke Jakarta itu orang semua pergi, tidak ada nan dukung Jokowi itu, nan dukung Jokowi hari itu hanya Gerindra dan PDI Perjuangan, sampai titik terakhir baru tarik Ahok masuk," imbuh dia.

Karena Jokowi tidak punya duit, Komar nan saat itu memimpin Rapat Kerja Daerah PDI Perjuangan DKI Jakarta, menyatakan mengeluarkan duit dari kantong pribadinya senilai Rp10 juta.

Peserta Rapat Kerja Daerah PDIP DKI Jakarta pun ramai-ramai berpatungan. Dari hasil patungan tersebut duit nan sukses terkumpul sebanyak Rp1 miliar lebih.

Lebih lanjut dia berkata, duit nan sukses terkumpul dijadikan sebagai modal awal untuk Jokowi maju di Pilkada Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Waktu itu saya punya duit Rp10 juta di kantong, saya cabut, saya taruh di atas meja, saya nyanyikan lagu maju tak gentar, lampau kita patungan untuk modal pertama Jokowi masuk Jakarta lantaran Jokowi tidak punya duit waktu itu," ucapnya.

Atas dasar itu, Komar lantas meminta bakal calon kepala wilayah dari PDIP nan menghadiri Rapat Kerja Daerah Khusus PDIP Provinsi Maluku untuk tidak menjadi penghianat.

Komar menyatakan PDIP sudah terbiasa dikhianati, PDIP pun sempat ditinggal sendiri. Ia bilang salah satu potensi rawan PDIP kalah Pilkada 2024 ketika kader mengingkari dan tidak bersatu.

"Jadi jika keadaan begini sudah biasa bagi PDIP, nan rawan ada saudara-saudara tidak bersatu, tapi sepanjang saudara-saudara berasosiasi lantaran merasa kita dipersatukan oleh ideologi partai ini pasti menang," katanya.

(sai/wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional