Cerita Tukang Martabak yang Diduga 'Dipalak' Petugas Dishub Medan

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Medan, CNN Indonesia --

Beberapa waktu terakhir viral sebuah video keributan nan diduga lantaran seorang pedagang martabak 'dipalak' petugas Dishub Kota Medan, Sumatera Utara.

Kadishub Kota Medan Iswar Lubis  membantah narasi anak buahnya mengeluarkan surat larangan berdagang kepada pedagang lantaran tak diberi martabak oleh pedagang tersebut. Dia menyatakan kronologi nan disampaikan di dalam video itu tidak benar. Iswar menyatakan petugas nan berkepentingan sedang menertibkan kendaraan nan parkir di atas trotoar.

"Kita sudah langsung tindak lanjuti, memanggil nan berkepentingan dan berasas keterangan bahwa itu sama sekali tidak benar," kata Iswar dilansir detikSumut, Rabu (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini personil Dishub Medan nan terekam dalam video itu telah melapor ke Polrestabes Medan. Ia berambisi penegak norma bisa memproses kasus nan dinilai mencemarkan nama baik Dishub Medan.

Amen (46) dan Siska (49)--pasutri yang merupakan pedagang martabak terkait--pun buka bunyi soal video viral itu.

Amen mengatakan peristiwa itu terjadi pada Senin (12/5) sekira pukul 21.30 WIB. Saat itu Amen berbareng istrinya seperti biasa berjualan martabak Bangka di Jalan Gajah Mada, Kota Medan.

"Waktu itu lantaran sedang sakit, saya memilih tidur di mobil, posisi mobil berada di trotoar jalan dekat warung martabak kami. Lalu saya memandang di Simpang Jalan Majapahit, personil Dishub ada 7 alias 6 motor parkir. Kemudian ada salah seorang jukir (juru parkir) mondar mandir ke situ, apa nan dibicarakan saya tidak tahu," kata Amen di letak jualannya, Rabu (15/5) malam.

Video pedagang Martabak Bangka dilarang petugas Dinas Perhubungan Kota Medan berdagang di atas trotoar lantaran menolak memberi martabak cuma-cuma viral di media sosial. Amen (46) dan Siska (49) pasangan suami istri nan merupakan pedagang Martabak Bangka tersebut akhirnya buka suara.Amen (46) berbareng istrinya merupakan pedagang martabak terkait--pun buka bunyi soal video viral dipalak martabak cuma-cuma oleh petugas Dishub Medan. (CNN Indonesia/ Farida)

Tak berapa lama, salah seorang petugas Dishub menghampiri mobilnya lampau menempelkan surat 'larangan parkir di trotoar jalan' di kaca mobilnya.

"Cuma langkah dia menempelkan terlalu keras, jadi saya tersentak dalam mobil saya keluar, saya tanya, "Kenapa sikap bapak begitu?". Kata dia [petugas Dishub], 'kalian tidak boleh parkir di sini'. Saya bilang, 'Bapak siapa namanya?'. Kemudian dia buka rompinya dan bilang, 'mau memviralkan? silakan!'," ujar Amen.

Amen lampau terlibat cekcok dengan petugas Dishub Medan tersebut. Dia pun langsung merekam kejadian itu dengan ponselnya.

"Saya record, saya bilang ke dia, 'tolong buka rompi bapak biar saya tahu nama bapak'. Bolak kembali saya ngomong. Terus, enggak lama saya bilang, "Bapak jika sedang tugas, bapak lapar minta saya kasih". Tapi saya enggak ada bilang 'petugas minta lima loyang martabak'. Dalam video itu saya menunjukkan petugas Dishub-nya ada lima orang," ujar Amen.

Amen mengaku sudah berdagang di letak itu sejak 2015, dan hanya berbisnis di sana setelah aktivitas perkantoran di wilayah sekitar tutup.

"Saya tahu kegunaan dan kegunaan trotoar, saya tahu benar. Saya bisa berdagang di trotoar itu lantaran jam nan saya masukin saat berdagang sudah jam instansi tutup. Jadi lampau lintas pun sudah lancar dan lenggang dan tidak mengganggu aktivitas lainnya," ungkapnya.

Permintaan martabak cuma-cuma via ahli parkir

Sementara itu, Siska menambahkan petugas Dishub Medan diduga meminta martabak bangka tersebut melalui ahli parkir (jukir). Itu, kata dia, berasas pengakuan seorang ahli parkir nan bolak-balik ke tempat petugas Dishub dan lapaknya berjualan martabak.

"Alurnya pertama ada jukir datengin saya, saya kan lagi menggoreng, terus dia bilang, 'buk, pesan martabak ya buk, untuk Dishub'. Terus saya pikir jika sudah berasosiasi dengan nan kayak gini pasti entah kayak manalah," kata Siska, Rabu malam tadi.

Siska menyebut jukir tersebut mengatakan petugas Dishub Medan tersebut minta martabak gratis.

"Terus saya tanya lagi, 'beli alias minta?' jukirnya kembali lagi ke tempat orang itu (Petugas Dishub), enggak lama kembali lagi (akhirnya) datang sembari bilang, 'katanya minta (Dishub itu) rupanya buk'. Katanya gitu," ujar Siska.

Spontan kala itu Siska mengaku enggan memberikan martabak itu secara gratis. Penolakan Siska memberikan martabak Bangka cuma-cuma itupun disampaikan jukir ke petugas Dishub Medan tersebut.

Tak lama, petugas Dishub Medan berkepala pelontos datang membawa surat larangan berbisnis di atas trotoar.

"Saya bilang, 'kalau minta ya enggak dikasih, lah bang'. Saya kembali lagi ngomong kayak gitu, sejenak (kemudiaan) Dishub ya langsung datang sama (bawa) surat (enggak boleh berdagang)," akunya.

(fnr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional