RISET Citi memprediksi penggunaan logika imitasi (AI) bisa meningkatkan untung industri perbankan dunia hingga US$ 2 triliun pada 2028. Proyeksi ini diungkap oleh Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi dalam aktivitas Citi Data Centre Day 2025.
“Itu nomor nan besar. Namun nan terpenting, riset ini menunjukkan sungguh kuatnya akibat info dan AI jika digunakan secara bertanggung jawab,” ucap Batara di The Langham, Jakarta, pada Senin, 27 Oktober 2025. Oleh lantaran itu, dia menyebut bahwa Citi bakal terus memperluas penggunaan AI secara global.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Batara menilai, penggunaan AI dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan. Oleh lantaran itu, kesempatan untuk memonetisasi AI terbuka lebar. Batara melaporkan, sampai dengan September 2025, perangkat AI milik Citi telah digunakan di 80 negara. Layanan ini bakal terus diperluas, termasuk di Indonesia.
Citi, ujar Batara, berkomitmen untuk mengutamakan penggunaan AI. Selain meningkatkan produktivitas perusahaan, penggunaan teknologi ini diharapkan juga bisa memberikan solusi nan lebih individual dan inovatif bagi klien.
Batara juga menyinggung peran pusat info untuk bisa mengoptimalkan penggunaan AI. Sebab, pusat info dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan back-end, mulai dari komputasi cloud hingga model AI. “Di negara seperti Indonesia, dengan mengambil digital nan berkembang pesat, prasarana info nan andal dan berkepanjangan menjadi sangat penting,” ucap Batara.
ASEAN Sales Lead of Citi issuer Services Asia South, Euginia Tahara-Xu, menambahkan bahwa kehadiran pusat info bisa memberikan solusi nan disesuaikan dengan kebutuhan para klien, termasuk untuk transaksi nan kompleks. “Misalnya, solusi escrow nan dikostumisasi sekarang semakin krusial bagi operator pusat info dalam mengelola pembayaran dan akibat untuk akuisisi lahan, sementara pengaturan rekening unik sekarang semakin sering digunakan untuk memfasiltiasi transaksi angsuran privat,” ujar Euginia.
3 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·