TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah menggarap program food estate baru di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Megaproyek nan masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) itu mempunyai luas 2,29 juta hektare alias 70 kali luas Jakarta. Adapun programnya terdiri dari cetak sawah pertanian, perkebunan tebu, serta pabrik gula dan bioetanol.
Adapun klaim nan diberikan pemerintah untuk membangun food estate ini adalah untuk mewujudkan swasembada beras pada 2027 serta memenuhi kebutuhan gula dan pabrik bioetanol setahun kemudian.
Untuk itu, untuk menjalankan program ini, Presiden Jokowi menunjuk Bahlil Lahadalia, nan saat itu menjabat Menteri Investasi, sebagai Ketua Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke. Bahlil dan pemerintah lampau menggandeng sejumlah perusahaan untuk menggarap proyek tebu tersebut.
Lantas siapa saja perusahaan nan ditunjuk pemerintah untuk menggarap proyek tebu di Merauke itu? Berikut rangkuman info selengkapnya.
Perusahaan nan Menggarap Proyek Tebu
Menurut laporan Koran Tempo berjudul “Berbagi Konsesi Tebu di Lumbung Pangan Merauke,” terdapat 10 perusahaan nan tergabung dalam empat konsorsium (grup) proyek swasembada pangan tersebut. Sepuluh perusahaan ini mengelola tahap pertama proyek tebu nan digagas Presiden Jokowi di lahan seluas 637.429 hektare di kluster 3, nan dikhususkan untuk kebun tebu, serta pabrik gula dan bioetanol. Berikut daftar perusahaannya.
1. PT Global Papua Abadi, mengelola konsesi seluas 30.777 hektare untuk kebun tebu, pabrik gula dan bioetanol.
2. PT Andalan Manis Nusantara dengan luas konsesi 60.786 hektare diperuntukan bagi kebun tebu, pabrik gula dan bioetanol.
3. PT Semesta Gula Nusantara, luas konsesi 66.056 hektare untuk kebun tebu, pabrik gula dan bioetanol.
4. PT Dutamas Resources International, luas konsesi 60.879 hektare untuk kebun tebu, pabrik gula dan bioetanol.
5. PT Borneo Citra Persada, luas konsesi 50.772 hektare untuk kebun tebu.
6. PT Global Papua Makmur, luas konsesi 60.364 hektare untuk kebun tebu dan pabrik dan bioetanol.
7. PT Murni Nusantara Mandiri, luas konsesi 52.395 hektare untuk kebun tebu dan pabrik gula.
Iklan
8. PT Berkat Tebu Sejahtera, luas konsesi 60.342 hektare untuk kebun tebu.
9. PT Agrindo Gula Nusantara, luas konsesi 60.679 hektare untuk kebun tebu.
10. PT Sejahtera Gula Nusantara, luas konsesi 60.606 hektare untuk kebun tebu.
Lima Perusahaan Terafiliasi dengan First Resources
Presiden Jokowi pernah menghadiri agenda tanam tebu perdana di dalam konsesi PT Global Papua Abadi di Kampung Sermayam Indah, Distrik Tanah Miring pada 23 Juli 2024. Dalam kesempatan itu, Jokowi didampingi oleh sejumlah pihak. Salah satunya adalah pendiri korporasi sawit First Resources, Martias Fangiono dan anaknya Wirastuty Fangiono.
Berdasarkan laporan Koran Tempo, “Kongsi Sepuluh Raja Gula di Food Estate Merauke,” Direktur Yayasan Pusaka Bentala Rakyat Franky Samperante menduga terdapat sejumlah perusahaan nan menggarap proyek tebu terafiliasi dengan First Resources.
“Kami percaya mereka terafiliasi dengan First Resources. Apalagi dengan kemunculan Martias Fangiono berbareng anaknya, Wirastuty Fangiono, pada saat penanaman tebu perdana berbareng Jokowi,” ucap Franky.
Dia pun menduga First Resources tak hanya mendapatkan konsesi lahan tebu dan pabrik bioetanol melalui PT Global Papua Abadi, tapi juga dari empat perusahaan lain. Empat perusahaan itu adalah PT Andalan Manis Nusantara, PT Semesta Gula Nusantara, PT Borneo Citra Persada, dan PT Dutamas Resources International.
Sementara itu, First Resources nan diduga mempunyai hubungan dengan sejumlah perusahaan lain di megaproyek perkebunan tebu di Merauke, membantah tuduhan tersebut. Melalui jawaban surat elektronik permohonan wawancara Tempo kepada Corporate Communication First Resources, perusahaan memastikan tidak terhubung dengan korporasi-korporasi nan sedang membangun perkebunan tebu di Merauke.
“Kami mau menjelaskan bahwa nama-nama PT nan disebutkan dalam e-mail Anda tidak mempunyai hubungan dengan First Resources,” tulis mereka pada 20 September 2024. First Resources juga menjelaskan bahwa aktivitas utama perusahaan mereka bergerak di sektor kelapa sawit. Wilayah kerjanya meliputi Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Avit Hidayat berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan Editor: Kongsi Sepuluh Raja Gula di Food Estate Merauke