Demo Mahasiswa di Solo: Jokowi Asal dari Segala Permasalahan Ini

Solo, CNN Indonesia --

Ratusan mahasiswa di Solo menuntut Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya lantaran dianggap sebagai awal dari segala persoalan di Indonesia. Tuntutan itu disampaikan saat menggelar demonstrasi di depan Balai Kota Solo, Kamis (22/8).

Aksi dimulai dari bulatan Gladak, tak jauh dari instansi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo itu. Ratusan mahasiswa melangkah mundur dari bulatan Gladak menuju Balai Kota Solo.

Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (Korpus BEM) Solo Raya, Rozin Afianto mengatakan tindakan jalan mundur tersebut melambangkan kemunduran kerakyatan di Indonesia.

"Ini corak simbolik kita dengan kabinet Indonesia mundur, bukan Indonesia maju," kata Rozin di sela aksi.

Rozin menilai Kota Solo merupakan simbol krusial dari Pemerintahan Joko Widodo. Pasalnya, Jokowi dan anaknya, Gibran Rakabuming Raka mengawali pekerjaan politiknya sebagai Wali Kota Solo.

"Jokowi nan dulunya Wali Kota Solo nan merupakan asal dari segala persoalan ini. Maka hari ini kita menyuarakan di sini, di kota Solo," kata Rozin.

Sepanjang aksi, mahasiswa menyanyikan lagu-lagu berisi tuntutan agar Presiden Joko Widodo segera pulang ke Kota Solo.

"Kami berambisi bisa memaksa Joko Widodo pulang dari jabatannya untuk kembali menjadi penduduk negara dan tidak lagi merusak negara Indonesia," kata Rozin.

Presiden BEM UNS sekaligus Koordinator Aksi, Agung Lucky Pradita menambahkan kerakyatan di Indonesia mengalami kemunduran lantaran beragam perubahan izin nan serba mendadak. Carut-marut izin tentang pilkada serentak itu ditengarai lantaran adanya kepentingan dari salah satu pihak.

"Ada satu orang di kembali semua ini nan mau melanggengkan keluarganya untuk bisa mengobrak-abrik kerakyatan Indonesia," kata Lucky.

Aksi juga diwarnai dengan pembakaran pocong berparas Jokowi di Jalan Jenderal Sudirman tepat di depan Balai Kota Solo. Lucky menerangkan pocong Jokowi itu melambangkan matinya kerakyatan di Indonesia sekaligus protes atas beragam sengkarut politik selama pemerintahan Jokowi.

"Kita tahu hari ini kerakyatan sudah diacak-acak, alias bisa dibilang meninggal lantaran sudah tidak melangkah semestinya lantaran ulah salah satu pihak," kata dia.

(syd/pmg)

[Gambas:Video CNN]