CNN Indonesia
Jumat, 28 Jun 2024 00:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus menanyakan kemungkinan pemerintah bekerja sama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk memulihkan info Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya.
Hal tersebut dia sampaikan dalam rapat kerja Komisi 1 DPR dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Badan Siber dan Sandi Negara nan diikuti Kepala BSSN Hinsa Siburian dan Menkominfo Budi Arie Setiadi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lodewijk menilai opsi tersebut dapat menjadi pertimbangan lantaran pemerintah AS mempunyai pengalaman dalam menghadapi serangan ransomware.
"Dikatakan oleh master bahwa ada 7.000 kunci nan dimiliki FBI, mengenai dengan brain cipher ransom termasuk pengamanan baru dari Lockbit 3.0 ini," kata Lodewijk.
"Pertanyaan saya sejauh mana kerja sama dengan FBI ini ya. Sambil kita kerja, artinya kita bisa berambisi info nan sudah di-encrypt oleh hacker ini tetap kami berambisi bisa dibuka lantaran kunci nan punya dia," sambungnya.
[Gambas:Video CNN]
Kendati demikian, Lodewjik menilai terdapat akibat nan berpotensi muncul jika pemerintah bekerja sama dengan FBI untuk memulihkan info PDNS.
Lodewijk mengatakan kerja sama dengan FBI berpotensi menyebabkan negeri Paman Sam itu mengetahui isi info nan terkena ransomware.
"Mungkin itu juga ya memang ada akibat jika kita minta otomatis, kita juga bakal membocorkan ke dia. Tetapi apakah kita mau buka alias mau menunggu dengan back up ini kita apa istilahnya entry ulang," jelas dia.
Sebelumnya, server PDNS 2 Surabaya lumpuh diserang ransomware Lockbit 3.0. Pusat info nan berlokasi di Surabaya itu diretas sejak 20 Juni.
Akibatnya, 210 lembaga pemerintah terdampak dan jasa publik berbasis digital terganggu.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut peretas meminta duit tebusan sebesar US$8 juta alias setara Rp131 miliar kepada pemerintah untuk melepaskan PDN.
(mab/chri)