Ekonom Celios Sesalkan Dualisme Kadin, Berpotensi Menimbulkan Kebingungan dan Menurunkan Reputasi Kadin

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Executive Director Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyesalkan perpecahan nan terjadi dalam tubuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Menurutnya, perihal ini berpotensi menghalang pembangunan mengingat peran utama Kadin sebagai mitra pemerintah dalam menyalurkan nasihat dan aspirasi dari pelaku usaha.

Terpecahnya Kadin dapat membikin aspirasi dari pelaku upaya tidak tersampaikan dengan lancar kepada pemerintah. “Dari sisi pemerintah (perpecahan) ini bakal menimbulkan kebingungan, Kadin mana nan bakal diundang dalam rapat-rapat untuk menyerap aspirasi pengusaha,” ujar Bhima ketika dihubungi Tempo, Senin, 16 September 2024.

Selain itu, dualisme kepemimpinan Kadin dapat membingungkan para investor dan pelaku upaya asing nan mau melakukan kerja sama dan mencari mitra pengusaha dalam negeri. Hal ini berangkaian dengan kegunaan Kadin sebagai jembatan antara pengusaha lokal dan asing.

“Ini bakal menurunkan reputasi dan tingkat kepercayaan pelaku upaya publik kepada Kadin,” lanjutnya.

Menurut Bhima, perpecahan ini merupakan bentrok nan tidak perlu. Kadin semestinya konsentrasi untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai mitra pemerintah dalam mendorong kemajuan perekonomian.

“Saya kira Kadin merupakan asosiasi pelaku upaya nan cukup mempunyai kredibilitas. Sayang sekali jika namanya rusak lantaran ada dualisme kepemimpinan seperti sekarang,” ujar Bhima.

Dia berambisi Kadin dapat berdiri tegak lurus tanpa intervensi kepentingan-kepentingan politik jangka pendek nan memecah belah.

Iklan

Seperti diketahui, Kadin Indonesia tengah menghadapi perpecahan antara dua kubu nan mendukung Ketua Umum Kadin periode 2022-2026, Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum hasil Musyawarah Nasional Luas Biasa (Munaslub) Anindya Bakrie. Kedua belah pihak saling klaim sebagai pemimpin Kadin nan sah serta mendapat sokongan dari kebanyakan pengurus serta personil luar biasa Kadin.

Sebelumnya, kubu Anin mengumumkan terpilihnya Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Sabtu, 14 September 2024. Munaslub ini disebut-sebut didukung oleh kebanyakan pengurus Kadin di tingkat wilayah serta Anggota Luar Biasa Kadin. Dengan terpilihnya Anin, otomatis mendongkel kepengurusan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin sebelumnya.

Di sisi lain, kubu Arsjad Rasjid menyatakan Munaslub itu tidak sah dan menyalahi AD/ART Kadin. Melalui Konferensi Pers nan diadakan keesokan harinya, Ahad, 15 September 2024, Arsjad Rasjid dan sejumlah petinggi Kadin nan lain menyuarakan ketidaksetujuannya atas Munaslub Kadin 2024. Mereka juga menyatakan bahwa kebanyakan pengurus Kadin di tingkat wilayah menentang hasil Munaslub nan memenangkan Anin tersebut. 

Michelle Gabriela turut berkontribusi dalam penulisan tulisan ini

Pilihan Editor: Indonesia Terjerat Utang Luar Negeri, Rektor Paramadina: Akibat Kebijakan Jokowi, sudah Diperingatkan Faisal Basri

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis