TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengusulkan kepada pemerintah mendatang untuk mengevaluasi kebijakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) nan dicanangkan Jokowi.
“Kami minta pemerintahan berikutnya mengevaluasi pembangunan IKN,” kata ahli ekonomi senior Indef Fadhil Hasan dalam Diskusi Publik Indef berjudul “Hari Lahir Pancasila: Ekonomi Sudah Adil untuk Semua?” di Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024.
Dia beranggapan pembangunan IKN jika tidak dieksekusi dengan tepat justru berpotensi menciptakan ketimpangan baru.
“Alih-alih memeratakan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa, justru saya kira ini bakal menciptakan ketimpangan baru antarwilayah. Bayangkan investasi ratusan triliun digelontorkan ke satu wilayah, itu tidak bakal memeratakan melainkan menciptakan ketimpangan baru,” ujar dia.
Untuk itu, dia berambisi pemerintahan berikutnya dapat mempertimbangkan kembali rencana pembangunan IKN, terutama mengenai keahlian fiskal.
Menurut dia, pemerintah perlu merasionalkan pembangunan ibu kota baru sesuai dengan keahlian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Misalnya, jika APBN susah menanggung pembangunan smart city seperti nan selalu diharapkan Presiden Jokowi, maka pengembangan IKN dapat berfokus pada pembangunan Istana Negara.
“Jadi, perlu dirasionalkan pembangunan itu sesuai dengan keahlian anggaran kita,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) ditargetkan menjadi ibu kota terhijau di bumi berkonsep nusarimba.
Konsep kota masa depan disebutnya juga kudu mempunyai rimba kota, alun-alun dan taman nan luas.
“Kalau sebuah kota sudah telanjur isinya gedung dan beton ya memang kudu mencarikan, artinya kudu me-redesign lagi kotanya. Mungkin dengan memangkas beberapa gedung, dibeli, dipangkas, kemudian dijadikan taman kota. Tidak ada jalan lain jika sudah telanjur," kata Jokowi.
Iklan
Tapi IKN lantaran dirancang dari awal sebagai kota hijau, bakal lebih mudah mewujudkannya.
“Sekali lagi kota masa depan nan diidamkan adalah kota nan green city, smart city, creative city, nan liveable dan lovable,” kata Jokowi.
Prabowo Lebih Suka Investor Dalam Negeri
Presiden terpilih Prabowo Subianto menilai modal utama untuk memindahkan dan membangun ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur kudu dari sumber daya nan ada di dalam negeri.
Pernyataan Prabowo ini sedikit berbeda dengan strategi Presiden Jokowi, nan aktif menawarkan pembangunan IKN ke penanammodal asing di tengah kunjungannya ke luar negeri seperti Singapura, Cina, Brunei dan Vietnam.
Di hadapan investor, master ekonomi, dan perwakilan negara asing nan menghadiri Qatar Economic Forum, Prabowo juga optimistis jika sumber daya dalam negeri itu dimanfaatkan secara optimal untuk membangun IKN, nantinya penanammodal asing bakal menanamkan modalnya untuk proyek tersebut.
“Kami sangat percaya diri dan percaya (pembangunan) ibu kota ini proyek nan politis, dan dorongan utamanya kudu dari sumber daya dalam negeri, dan nantinya investasi asing bakal datang,” kata Prabowo saat merespons pertanyaan wartawan senior Haslinda Amin pada aktivitas Qatar Economic Forum di Doha, Qatar, Rabu, 15 Mei 2024, seperti dikutip Antara.
Jokowi sendiri terus berupaya menarik pemodal asing, termasuk dari Uni Emirate Arab, Emaar Properties, sudah berkomitmen untuk menanam modal di Ibu Kota Nusantara alias IKN.
"Saya nggak mau sebut lantaran belum tanda tangan, tapi gede banget (investasinya)," kata Jokowi dalam pidato saat melaksanakan groundbreaking Astra Biz Center dan Nusantara Botanical Garden, di Ibu Kota Nusantara, Selasa, 4 Juni 2024. "Insyaallah kelak (tanda tangan) di bulan Juli di Abu Dhabi alias Dubai."
Pilihan Editor Lampu Hijau Jokowi untuk Ormas Keagamaan Kelola Usaha Tambang, Ini Respons PBNU, Muhammadiyah, dan PGI