Fenomena Kecubung Diduga Pengalihan Isu, BNN Waspadai Ancaman Sabu

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Senin, 29 Jul 2024 11:01 WIB

BNN menyatakan Kalimantan Selatan dulunya merupakan transit peredaran sabu. Namun statusnya sekarang sudah menjadi pasar sekaligus wilayah penyuplai sabu. Kepala BNN Kalimantan Selatan Wisnu Andayana khawatir kejadian penyalahgunaan kecubung jadi siasat pengalihan rumor dari penyebab utama aspek kecanduan puluhan penduduk di Kalsel. CNN Indonesia/ Muhammad Risanta

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalimantan Selatan (Kalsel) Wisnu Andayana cemas kejadian penyalahgunaan kecubung jadi siasat pengalihan rumor dari penyebab utama aspek kecanduan puluhan penduduk di Kalsel.

Wisnu mengatakan narkotika paling rawan nan justru mengintai masyarakat Kalsel saat ini adalah sabu. Hal ini ditegaskan menyikapi situasi nan berkembang di kembali kasus dugaan penyalahgunaan obat-obatan dioplos dengan kecubung.

"Hati-hati, ini diduga hanya pengalihan rumor saja. Karena sesungguhnya di Kalsel itu peredaran sabu sangat marak. Jadi jangan sampai fokusnya hanya kecubung saja, sementara para pengedar banyak memanfaatkan rumor kecubung untuk memasarkan narkoba jenis sabu lewat jaringan pemasarannya," ujar Wisnu di Banjarbaru, Jumat (26/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wisnu mengatakan BNN saat ini terus gencar melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba disamping juga melakukan perburuan terhadap pengedar narkoba khususnya jenis sabu. Hal ini guna memastikan Kalsel wilayah tanggap darurat narkoba.

"Kalsel itu dulunya adalah transit peredaran narkoba jenis sabu. Namun statusnya sekarang sudah menjadi pasar sekaligus wilayah penyuplai sabu besar. Terbukti beberapa saat lampau ada info kepolisian di luar Kalsel, telah menangkap pengedar narkoba dengan peralatan bukti dalam jumlah besar dan didatangkan dari Kalsel," sebutnya.

Terkait kasus kecubung, brigadir jenderal polisi nan dulunya sempat berkarier ketika perwira muda di Banjarmasin ini mengungkapkan dari uji sample dan perbincangan dengan para korban nan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, rupanya mereka teler bukan lantaran kecubung.

"Mereka rupanya mengonsumsi pil putih dan diduga dicampur dengan kecubung. Jadi bukan kecanduan. Kami bekerja sama juga dengan Polda Kalsel dan ada juga temuan lantaran minuman keras berbarengan mengkonsumsi pil putih," katanya.

Hingga saat ini tegasnya, berasas pemeriksaan di Forensik Surabaya kecubung tersebut negatif narkoba. Meski begitu polisi menduga ada unsur lain penyebab kecanduannya para korban.

"Tapi sekali lagi kami tegaskan meskipun tidak mengandung narkotika, bagi pengedar obat pil putih nan dijual tanpa izin edar dapat diancam balasan 15 tahun penjara," tegasnya lagi.

Sementara itu hingga sekarang Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum tetap merawat pasien nan diduga keracunan oplosan pil putih dan kecubung. Mereka tetap dalam proses rawat inap.

Kasi Mutu Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang LihumKalsel Reswan Iriyandi menjelaskan para pasien ini awal masuk rumah sakit kondisinya tetap normal. Namun, setelah keesokan harinya kondisi psikis berubah dengan tingkah laku tidak normal nan beragam.

"Ini pengaruh luar biasa dari konsumsi pil putih dan dioplos dengan kecubung. Saat ini para pasien tetap menjalani perawatan intensif. nan terpenting saat ini mereka tertangani dengan baik. Harapan kita dengan detoksi mereka bakal pulih beberapa hari ke depan," ujar Reswan

(sta/gil)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional