TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah helikopter jenis Bell 505 milik PT. Whitesky Aviation jatuh di Suluban, Desa Pecatu, Badung, Bali, pada Jumat, 19 Juli 2024, pukul 14.37 Wita. Pesawat dengan kode penerbangan PK-WSP itu ditumpangi lima orang termasuk pilot dan awak.
“Berdasarkan info awal heli membawa lima orang, termasuk pilot dan kru, seluruh korban bisa dievakuasi dalam kondisi selamat,” kata Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya dalam keterangan nan diterima di Denpasar, Jumat.
Korban adalah pilot Dedi Kurnia, Oki selaku kru penerbangan, serta tiga penumpang nan merupakan visitor dari Bali Heli Tour masing-masing Eloira Decti Paskilah dari Indonesia, serta Russel James Harris dan Chriestope Pierre Marrot Castellat nan merupakan penduduk Australia.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, membenarkan terjadinya kecelakaan tersebut.
"Helikopter membawa person on board alias POB ialah satu pilot dan empat (orang) penumpang," kata Kepala Bagian Kerja Sama Internasional Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Mokhammad Khusnu, dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
"Informasi awal semua penumpang dipastikan selamat dalam kecelakaan tersebut," ujarnya.
Dalam video amatir berdurasi 0,26 detik nan diterima ANTARA, memperlihatkan kondisi helikopter tersebut seusai jatuh.
Dalam video tersebut pula terdengar bunyi wanita meminta tolong dengan ucapan bahasa Inggris "please help my husband" (tolong suami saya).
Tak berselang lama, bunyi wanita kembali terdengar, namun dengan kalimat bahasa Indonesia "suamiku mana?".
"Saat ini pengawas penerbangan dari Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV sedang menuju letak kecelakaan. Pihak Whitesky Aviation juga telah mengirimkan tim investigasi ke letak kejadian. Informasi terkini bakal disampaikan lebih lanjut," ucap Khusnu.
Basarnas Bali mengevakuasi lima orang korban.
“Berdasarkan info awal heli membawa lima orang, termasuk pilot dan kru, seluruh korban bisa dievakuasi dalam kondisi selamat,” kata Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya dalam keterangan nan diterima di Denpasar, Jumat.
Iklan
Setelah proses pemindahan oleh Basarnas Bali, para penumpang dibawa ke RS Siloam dengan menggunakan ambulans. Sementara untuk penyebab kecelakaan, Basarnas menunggu investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
“Untuk penyebab pasti belum kami ketahui, tetap menunggu investigasi dari KNKT,” ucapnya.
Dari keterangan nan dirangkum Basarnas Bali awalnya helikopter tersebut lepas landas dari helipad Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada pukul 14.33 Wita untuk melakukan perjalanan wisata.
Belum lama mengudara, heli tersebut jatuh sekitar pukul 14.37 Wita dan instansi Basarnas Bali memperoleh info adanya heli jatuh pada pukul 15.25 Wita.
Kabar mengenai pesawat jatuh di area Suluban, Desa Pecatu, telah viral di media sosial. Belum ada info lebih lanjut mengenai penyebabnya namun beredar gambar mesin baling-baling pesawat nan terlilit tali layangan.
Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) membujuk publik tidak memperkirakan mengenai penyebab heli jatuh di Kuta Selatan, Badung, Provinsi Bali sampai ada keterangan resmi dari pihak KNKT.
"Hanya dari KNKT nan memeriksa, jadi belum bisa dikatakan betul setiap info nan beredar," kata Direktur Operasi Basarnas Edy Prakoso di Jakarta, Jumat.
Helikopter dari operator "Bali Heli Tour" tersebut jatuh di antara tebing batu tinggi hingga bagian ekornya putus dan bagian depan hancur menghantam tebing.
ANTARA
Pilihan Editor Selain Keponakan Presiden, Bekal Apa nan Dimiliki Thomas Djiwandono untuk Jadi Menkeu?