Hipmi Rekomendasi Solusi Atasi Deflasi

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menyoroti masalah deflasi nan tengah terjadi selama tiga bulan akhir di Indonesia. HIPMI memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.

Penurunan daya beli masyarakat nan ditandai dengan deflasi tiga bulan berturut-turut menunjukkan adanya persoalan mendasar dalam perekonomian Indonesia. "Deflasi sering kali merupakan tanda bahwa permintaan agregat dalam perekonomian menurun, nan bisa berakibat negatif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,' kata Anggawira, berasas siaran pers nan diterima Tempo, Jumat, 2 Agustus 2024.

Beberapa aspek nan mungkin berkontribusi pada kondisi ini, kata Anggawira, antara lain ketidakpastian ekonomi dunia nan dapat berakibat pada perekonomian domestik, mengurangi ekspor dan investasi asing. Selain itu, info menunjukkan penurunan konsumsi pada sektor makanan, minuman, dan rokok nan mungkin disebabkan oleh kenaikan nilai barang-barang pokok alias penurunan pendapatan masyarakat.

"Meskipun inflasi nan terkendali merupakan perihal nan baik, inflasi nan terlalu rendah alias deflasi dapat menandakan lemahnya permintaan konsumen," katanya.

Solusi pertama untuk mengatasi deflasi, menurut Anggawira, pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan stimulus fiskal untuk mendorong konsumsi dan investasi, seperti program support sosial alias pengurangan pajak nan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Pemerintah dapat menerapkan kebijakan ramah investasi untuk menarik investasi domestik maupun asing, serta memperbaiki prasarana dan izin juga merupakan langkah penting.

Kedua, Anggawira mendorong penguatan sektor riil dengan memberikan insentif alias subsidi untuk sektor-sektor seperti pertanian, manufaktur, dan pariwisata nan mempunyai multiplier effect tinggi.

Keempat, diversifikasi produk ekspor dan membuka pasar baru dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional nan mungkin sedang lesu.

Iklan

Terakhir, melanjutkan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi. Hal ini di antaranya reformasi birokrasi, penguatan sistem pendidikan, training kerja dan digitalisasi ekonomi, 

"Langkah-langkah ini perlu diambil secara sigap dan efektif untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan pelaku upaya terhadap perekonomian Indonesia, serta mencegah akibat lebih lanjut dari deflasi nan berkepanjangan," ujar Anggawira.

Anggawira optimis bahwa dengan penerapan kebijakan nan tepat, perekonomian Indonesia dapat pulih dan kembali tumbuh secara berkelanjutan.

Pilihan Editor: Edisi Khusus 10 Tahun Jokowi: Pekerja Celaka lantaran UU Cipta Kerja

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis