TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menilai program Bantuan Sosial alias bansos serta Kartu Prakerja nan bertindak di era Presiden Joko Widodo, kurang maksimal. Menurutnya, pembagian support sosial nan bermaksud membantu masyarakat miskin itu tidak sesuai sasaran.
"Menurut saya sih belum optimal ya (bansos), ya belum begitu sukses ya, lantaran saya memandang beberapa sasaran itu tetap banyak nan tidak tepat sasaran," ujar Tauhid ketika dihubungi Tempo pada Senin, 7 Oktober 2024.
Adanya program support sosial nan dikeluarkan Jokowi, dinilai tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tauhid berujar, jika aktivitas support itu justru berakibat pada sektor ekonomi Indonesia. "Kalau kita lihat di makro saja pertumbuhan ekonomi gak sukses hanya inflasi saja, saya kira ini nan kemudian menjadi catatan pemerintah," ucap dia.
Menurut Tauhid, program support sosial semestinya dilakukan ketika kondisi pasar Indonesia mengalami peningkatan. Meskipun begitu, kata dia, manajemen finansial negara untuk alokasi biaya bansos kudu dibenahi kembali.
Selama ini menurutnya, program support sosial nan ada tidak membuahkan hasil lantaran sama sekali tidak mempengaruhi nomor pengangguran di Indonesia nan tetap tinggi. "Tapi gimana mengurangi kemiskinan, pengangguran dengan bansos nan sangat besar tersebut itu bakal menjadi catatan," ujarnya.
Iklan
Sementara itu, Ekonom dan master kebijakan publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, juga menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan lagi rencana melanjutkan program Kartu Prakerja dan penyaluran bansos beras.
“Pemerintahan Prabowo-Gibran sebaiknya mempertimbangkan penghentian program Kartu Prakerja dan bansos beras, dan menggantinya dengan kebijakan nan lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” katanya ketika dihubungi melalui pesan tertulis, Jumat malam, 4 Oktober 2024.
Achmad punya beberapa argumen nan mendukung usulanprogram bansos beras dan Kartu Prakerja tidak perlu dilanjutkan, di antaranya, ketidaktepatan sasaran program, akibat menimbulkan ketergantungan, dan biaya operasionalnya nan tinggi. Achmad menyarakan sejumlah program pengganti nan lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi.
Pilihan editor: Menelusuri Jejak Bisnis Penyelundupan Pasir Timah di Pulau Belitung