Indonesia-Korea Selatan Bahas Kerja Sama Genjot Kendaraan Listrik hingga Teknologi Nuklir

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kerja sama bilateral Indonesia dan Korea Selatan telah memasuki dasawarsa kelima. Total nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$ 20,8 miliar pada 2023.

Menurut Airlangga, kerja sama bilateral bisa lebih diperkuat di bagian industri, perdagangan, dan transisi daya nan meliputi banyak spesifikasi.

“Kami percaya, kerja sama Indonesia-Korea Selatan ke depan bakal semakin meningkat dan berkembang. Saya berambisi Menteri Ahn Duk Geun bisa membantu untuk lebih lagi memperkuat dan memperdalam kerja sama industri, perdagangan, dan juga di bagian transisi daya antara Indonesia dan Korea,” tutur Airlangga dalam pertemuan bilateral dengan Minister of Trade, Industry and Energy (MOTIE) Korea Selatan, Ahn Duk Geun, di Seoul pada Rabu, 22 Mei 2024, dikutip melalui keterangan resmi.

Pada Juli 2023, telah berjalan Pertemuan Joint Committee on Economic Cooperation (JCEC) kedua di Seoul. Hasil pertemuan tersebut antara lain kerja sama pengembangan investasi turunan nikel untuk baterai electric vehicle (EV) alias kendaraan listrik, akses pasar produk buah Indonesia ke Korea Selatan, dan ekspansi pabrik petrokimia Lotte. Kemudian, pembangunan klaster baja Krakatau Steel-Posco, ekspansi akses pasar upaya mikro, mini dan menengah (UMKM) Indonesia melalui e-platform Korea Selatan, hingga kerja sama mengenai transisi daya dan mitigasi perubahan suasana global.

"Meliputi kerja sama teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), produksi daya hidrogen alias amonia, dan pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)," kata Airlangga.

Selanjutnya: Airlangga menyebut beberapa kerja sama nan sudah berjalan....

  • 1
  • 2
  • Selanjutnya
Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis