Jakarta, CNN Indonesia --
Pengusaha Ivan Sugianto mengaku bakal menyerahkan diri kepada polisi buntut tindakan intimidasi memaksa siswa SMA Kristen (SMAK) Gloria 2 berinisial EN untuk bersujud dan menggonggong.
Ivan mengaku telah menyesali perbuatannya dan bakal menyerahkan diri kepada petugas atas tindakannya tersebut. Ia juga memohon maaf atas perbuatan nan sudah dia lakukan terhadap EN.
"Saya bakal segera menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya. Saya berambisi kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama penduduk Surabaya. Saya berambisi bisa mengampuni saya," ujar Ivan melalui keterangan rekaman video nan dibagikan ke kalangan wartawan Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ivan juga turut menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah SMAK Gloria, kepada EN serta orangtua EN. Tidak ketinggalan, dia juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan nan ditimbulkan.
"Permintaan maaf ini saya sampaikan kepada SMAK Gloria 2, kepada orang tua siswa, terutama kepada Ethan, dan kedua orang tuanya," tuturnya.
"Serta, saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan dan arogansi nan telah saya perbuat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ivan mengaku dirinya juga dengan sengaja memilih untuk tak bersuara dan tidak berkomentar apapun di media mengenai kasus tersebut lantaran mau menginstrospeksi diri.
"Selama ini saya lebih memilih diam. Saya lebih memilih untuk introspeksi diri atas perbuatan nan terjadi. Semoga Tuhan bisa mengabulkan saya. Semoga Tuhan bisa menjadikan saya menjadi manusia nan lebih baik," ucapnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Aris Purwanto mengaku belum mengetahui rencana penyerahan diri Ivan tersebut.
"Sampai saat ini belum ada [penyerahan diri Ivan ke Polrestabes Surabaya. Nanti jika ada perkembangan kami kabari," kata Aris.
Ivan jadi sorotan publik luas buntut viral video nan memperlihatkan dirinya mengintimidasi EN hingga memaksanya untuk bersujud dan menggonggong.
Salah seorang sekuriti di SMAK Gloria 2, Kaslan mengatakan, peristiwa itu terjadi Senin (21/10) sore, saat para siswa pulang sekolah.
"Kejadiannya jam 16.00 WIB setelah pulang sekolah," kata Kaslan, Selasa (12/11).
[Gambas:Twitter]
Ivan kala itu mendatangi SMA Kristen Gloria 2 berbareng sekelompok orang. Mereka mencari keberadaan siswa EN.
Ivan disebut tidak terima anaknya, ialah EL, nan berguru di SMA Cita Hati Surabaya diejek EN, saat bertanding basket di sebuah mal di Surabaya.
"Saling ejek di lapangan kemudian di [berlanjut] media sosial," ucapnya.
Saat itu, Ivan meminta EN untuk meminta maaf, dengan memaksa bersujud hingga menggonggong. Sejumlah guru, sekuriti apalagi bhabinkamtibmas setempat berupaya menengahi.
Atas keributan itu, SMA Kristen Gloria 2, melalui salah seorang gurunya kemudian membawa peristiwa itu ke jalur hukum, Kamis (28/10). Laporan itu diterima dan teregistrasi dengan Nomor: LP/B/1103/XI/2024/SPKT POLESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR.
(tfq/gil)
[Gambas:Video CNN]