Jejak Politik Sohibul Iman: Eks Presiden PKS, Diusung Cagub Jakarta

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Pengurus PKS pusat secara mengejutkan mengumumkan kadernya, Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur Daerah Khusus Jakarta di Pilgub Jakarta 2024 pada Minggu (23/6) kemarin.

PKS menilai Sohibul layak diusung lantaran dianggap mempunyai integritas dan kapabilitas nan mumpuni.

Sohibul menyatakan siap untuk maju sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Terlebih, dia mengatakan amanah ini merupakan aspirasi kader PKS di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak ada persiapan khusus, tapi sebagai kader partai tentu saya kudu selalu siap diberi amanah apa pun," kata Sohibul kepada CNNIndonesia.com, Minggu (23/6).

Sohibul merupakan Presiden PKS periode 2015-2020. Pria kelahiran Tasikmalaya, 5 Oktober 1965 itu sekarang tetap menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro PKS.

Sohibul mengawali kariernya sebagai birokrat dan peneliti di BPPT Kemenristek RI. Ia mempunyai rekam jejak pendidikan akademik di bagian teknik dan teknologi sejak tingkat sarjana hingga doktoral.

Sohibul mendapatkan gelar sarjana teknik dari Universitas Waseda, Tokyo pada 1992 lalu. Kemudian, dia mendapatkan gelar master of engineering dari Takushoku University, Tokyo. Gelar doktoralnya didapatkan dari Graduate School of Knowledge Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST).

Sohibul juga tercatat pernah menjabat sebagai rektor Universitas Paramadina, Jakarta pada 2005-2007.

Di internal PKS, Sohibul sempat menjabat sebagai Ketua DPP PKS bagian Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi sejak 2005 hingga 2010. Ia kemudian terpilih sebagai personil DPR RI dari Daerah Pemilihan DKI II pada Pemilu legislatif tahun 2009. Pada tahun 2013-2014, dia menjabat Wakil Ketua DPR RI.

Ketika menjabat sebagai Presiden PKS, Sohibul mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Ketika itu PKS berkoalisi dengan Gerindra. Pasangan ini sukses keluar sebagai pemenang menumbangkan Ahok-Djarot dari PDIP.

Kemudian pada Pilpres 2019, Sohibul berbareng PKS mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, pasangan ini kandas dari pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Usai kalah Pilpres 2019, Sohibul berbareng PKS memutuskan menjadi oposisi Presiden Joko Widodo dan konsisten berada di luar pemerintahan hingga 2024.

Kiprah Sohibul pun bersambung menjelang Pilpres 2024 lalu. PKS berkoalisi dengan NasDem dan PKB dalam Pilpres 2024 mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Nama Sohibul sempat tergabung dalam Tim 8 nan bekerja mencari dan menimbang sejumlah tokoh nan digadang-gadang layak mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Kala itu, tim ini berisikan perwakilan dari PKS, NasDem dan Demokrat. Belakangan Demokrat hengkang dari koalisi ini dan berasosiasi dengan koalisi Prabowo-Gibran.

Tim 8 kemudian dibubarkan usai koalisi PKB, NasDem dan PKS resmi terbentuk.

Sebagai pengganti tim delapan, Koalisi Perubahan membentuk Badan Pekerja Anies-Muhaimin nan disingkat Baja Amin. Baja Amin terdiri dari perwakilan parpol pengusung Anies-Muhaimin.

Tim ini bekerja melakukan sinkronisasi, konsolidasi antar unsur dalam koalisi. Sohibul saat itu memegang kedudukan sebagai salah satu penasihat Baja Amin.

Sohibul kemudian tercatat sebagai salah satu personil Dewan Pertimbangan Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin di masa kampanye Pilpres 2024. Namun pasangan Anies-Muhaimin kalah dari pasangan Prabowo-Gibran.

(rzr/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional