TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mendorong jejeran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melanjutkan program hilirisasi. Menurutnya perihal tersebut bakal menunjang nilai tambah Kementerian ESDM nan kudu ada di dalam negeri. "Bukan mentahan nan kita kirim, material nan kita kirim. Kemudian nan menikmati negara-negara lain," ujarnya saat pidato pada aktivitas Malam Penganugerahan Penghargaan Subroto, Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2024.
Jokowi menyampaikan selama 10 tahun masa pemerintahannya, sektor ESDM menyumbang sekitar Rp 1.800 triliun terhadap Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Jokowi menyebut bahwa pada 2022, PNBP dari sektor ESDM mencapai Rp 348 triliun, sementara pada 2023 tercatat sebesar Rp 229 triliun.
Ia melanjutkan, program hilirisasi juga bakal menambah kesempatan kerja untuk masyarakat. Karena itu Jokowi menyayangkan jika untung tersebut justru dinikmati oleh negara lain. Presiden ke-7 ini berujar, sudah ratusan tahun Indonesia mengirim peralatan mentah ke keluar negeri. Menurutnya perihal tersebut membikin Indonesia susah menjadi negara maju. "Yang kaya mereka, nan menjadi negara maju mereka. Kita tidak bisa melompat," katanya.
Dengan demikian, Presiden Jokowi mengatakan pantang mundur untuk melanjutkan program hilirisasi dengan argumen apapun. Jokowi kemudian menyoroti sejumlah smelter nan sekarang sukses didirikan di Indonesia. Dia menyebut bahwa sebelumnya perusahaan tambang tidak membangun smelter di dalam negeri, sehingga Indonesia tidak mendapatkan untung lebih banyak. "Bayangkan seperti Freeport, setahun mengolah 3 juta konsentrat tembaga. Sudah 50 tahun lebih mengolah itu, smelternya ada di mana? Tidak di dalam negeri," tutur Jokowi.
Iklan
Jokowi kemudian memberikan apresiasi kepada Kementerian ESDM atas kerja keras mereka menyelesaikan masalah ini. Ia menyebutkan, Indonesia sekarang mempunyai 108 smelter, nan bakal meningkatkan nilai tambah bagi negara. "Harus dibangun di sini smelternya, dibangun di sini industrinya beserta turunan-turunannya," ujarnya.
Jokowi menyatakan, jika penerimaan negara dari sektor ini meningkat, masyarakat juga bakal merasakan manfaatnya. Dana tersebut, menurutnya, bisa digunakan untuk membangun jalan desa, jalan tol, pelabuhan, bandara, dan prasarana lainnya. "Untuk bansos rakyat kita. Jadi jika sudah nikel, tembaga, timah emas semuanya didorong termasuk batu bara didorong," kata Jokowi.
Pilihan editor: Sepanjang 2014-2019, Kemenkop UKM Bubarkan 82.000 Koperasi Bermasalah