TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat bicara soal kenaikan jumlah orang miskin di Indonesia di tahun 2024.
Dalam catatannya, ada sekitar 25,22 juta orang miskin di tahun 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah orang miskin sebelum terjadinya pandemi di mana terdapat sekitar 25,14 juta orang miskin.
“Kalau dilihat dari jumlah orangnya, memang keliatan 25,22 lantaran dari 2019 sampai 2024 terjadi pertumbuhan masyarakat Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, pada Rabu, 13 November 2024.
Sri Mulyani mengatakan, secara persentase, nomor kemiskinan di Indonesia telah turun. Saat ini, persentase kemiskinan di Indonesia ada di level 9,03 persen.
Angka ini lebih baik dibandingkan tahun lampau nan berada di level 9,36 persen dan di tahun 2019 alias pra-pandemi nan sekitar 9,41 persen.
“Berarti telah terjadi perbaikan, kita telah kembali di bawah pra-pandemi level,” ucapnya.
Tingkat ketimpangan ekonomi, klaim Sri Mulyani, juga semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari indeks Gini Ratio nan tahun ini ada di level 0,379. Level ini selain lebih rendah dibanding masa pra-pandemi, namun juga menjadi nan terendah selama satu dasawarsa terakhir.
“Gini coefficient kita juga sudah membaik, apalagi dibandingkan kondisi before atau sebelum pandemi,” ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, ahli ekonomi Bright Institute, Awalil Rizky, mengatakan bahwa kondisi masyarakat Indonesia saat ini sudah terlalu miskin. Kondisi ini kemudian membikin masyarakat terpaksa untuk bekerja lantaran sangat tidak mungkin untuk memperkuat dalam kondisi menganggur.
Hal ini, kata Awalil, ditunjukkan dengan meningkatnya nomor separuh pengangguran, nomor pekerja di sektor pertanian, maupun nomor pekerja keluarga.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah masyarakat miskin di Indonesia pada Maret 2024 jika dibandingkan dengan Maret 2023 mengalami penurunan sekitar 0,68 juta orang. Namun jika dilihat lebih jauh, dari sisi garis pemisah kemiskinannya terlihat mengalami kenaikan.
Garis Kemiskinan pada Maret 2024 adalah sebesar Rp 582.932 per kapita per bulan. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan periode nan sama di tahun sebelumnya alias year on year (yoy).